Nakita.id - Kabar baik berembus tentang persiapan produksi massal vaksin corona.
Seperti kita tahu, ilmuwan dunia sedang melakukan penelitian dan pengujian untuk menemukan vaksin dari Covid-19.
Setelah cukup lama bergulir, akhirnya titik terang kehadiran penangkal virus corona ini terdengar.
Melansir dari Kompas.com, vaksin corona buatan Jenner Insititute di Oxford University terbukti efektif mencegah infeksi Covid-19.
Hal ini pun mendorong produsen vaksin terbesar di dunia, Serum Institute di India bersiap untuk memproduksinya secara massal.
Mengutip dari SCMP, vaksin bernama "ChAdOx1 nCoV-19" ini telah diuji coba kepada enam ekor monyet rhesus di Rocky Mountain Laboratory, National Institute of Health, Amerika Serikat.
Pada bulan lalu, enam monyet tersebut disuntik kandidat vaksin dan dipaparkan Covid-19 dalam jumlah besar.
Selama 28 hari berlalu, tidak ada satu pun monyet yang jatuh sakit.
Hal ini menjadi bukti jika vaksin buatan Oxford mampu melindungi monyet rhesus dari Covid-19.
Di saat yang sama, vaksin tersebut akan diuji cobakan ke manusia yang melibatkan lebih dari 6.000 orang.
Bila uji coba tersebut berhasil, maka beberapa juta dosis vaksin virus corona itu akan tersedia di bulan September.
Kini, melihat keberhasilan uji coba pada monyet, Serum Chief Executive Adar Poonawalla berkata kepada SCMP bahwa meski uji klinis vaksin Oxford masih berjalan, Serum Institute telah memutuskan untuk memulai produksinya.
Rencananya, Serum Institute akan memproduksi hingga 60 juta dosis dalam tahun ini.
Kabar baik juga datang dari China, yang siap melakukan produksi vaksin Covid-19 setelah menjalani sejumlah percobaan.
Melansir dari Wartakota, China telah mengizinkan vaksin corona potensial keempat untuk diuji klinis, sementara tiga vaksin potensial lain telah memasuki uji klinis fase kedua.
Pengumuman tersebut dikeluarkan oleh pejabat kesehatan Beijing, di mana China mengklaim dapat menyiapkan vaksinasi pertama pada September 2020.
Dr Gao Fu, Direktur Jenderal Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit China, menambahkan vaksin tersebut akan digunakan untuk keadaan darurat, seperti datangnya gelombang baru virus corona.
"Mungkin pada bulan September, kita mungkin memiliki vaksin yang akan digunakan untuk keadaan darurat. Misalnya, jika kita mengalami wabah darurat lagi."
Dr Gao menambahkan bahwa 'vaksin darurat', yang akan berada dalam uji klinis fase kedua atau ketiga, dapat digunakan pada pekerja medis sebelum populasi umum.
"Menurut saya, mungkin kita akan mendapatkan vaksin untuk orang sehat awal tahun depan," kata pejabat China itu.
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com,scmp,Wartakota |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR