Oleh sebab itu, wajar bila video prank yang sempat viral tersebut menyinggung banyak orang.
"Yang tersinggung dan marah itu tidak hanya orang yang terkena prank, tetapi juga masyarakat yang lain juga terciderai moralnya," ungkap dia.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh yang bersangkutan tidak sekadar kenakalan kreativitas remaja.
Melainkan ada prakondisi atau kontekstual yang mendorong terjadinya kenakalan tersebut.
"Namanya bukan perilaku menyimpang tapi perilaku yang tidak terhormat atau tidak terpuji. Perilaku ini sifatnya temporer. Tapi harus segera dikontrol atau dikendalikan agar tidak ditiru secara luar, nanti dianggap biasa," imbuhnya.
Drajat menambahkan kenapa prank sampah tersebut tidak masuk perilaku menyimpang, lantaran sifatnya sementara bukan permanen.
Selain hal di atas, faktor usia dan kelas sosial juga berpengaruh terkait tindakan tersebut.
"Pada kategori kedua, kategori usia dan kelas, merupakan kategori yang sangat aktif dalam perubahan," katanya lagi.
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Prank Sampah YouTuber Ferdian Paleka, dari Pelanggaran Etika hingga Tekanan karena Keadaan")
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR