Tabloid-Nakita.com - Kehamilan kosong atau istilah medisnya, blighted ovum, dikenal juga sebagai kehamilan tanpa embrio, yaitu sebuah kehamilan yang semenjak awal pembuahannya memang tidak menghasilkan embrio. Namun layaknya kehamilan normal, kantung ketuban pada kehamilan kosong tetap terbentuk, demikian pula dengan plasenta. Bahkan, kantung kehamilannya terus berkembang, layaknya kehamilan biasa, hanya saja sel telur yang telah dibuahi gagal berkembang secara sempurna.
Kehamilan kosong memang tidak mungkin dilanjutkan. Meskipun begitu, bila dibiarkan alias tidak dikeluarkan, kehamilan kosong malah akan berkembang menjadi keganasan. Untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim dilakukan dengan cara kuretase atau menggunakan obat.
Kuretase adalah tindakan mengerok jaringan di lapisan dalam rahim. Namun, pada usia kehamilan yang awal, biasanya tidak diperlukan tindakan kuretase karena janin dapat dikeluarkan secara sempurna hanya dengan pemberian obat. Tak demikian pada usia kehamilan yang lebih tua, di mana sering diperlukan kuretase agar jaringan yang tertinggal dapat dibersihkan. Batas usia kehamilan yang dapat dilakukan kuretase adalah 16 minggu.
Sebetulnya, untuk menangani kehamilan kosong lebih disarankan kuretase karena dianggap memiliki kelebihan. Pertama, kuretase dapat
mencegah terjadinya infeksi, selain juga dapat sekaligus melakukan pemeriksaan kromosom. Tindakan ini dilakukan sekaligus untuk
mendeteksi bila terjadi kelainan yang bersifat genetis, sehingga Mama Papa dapat melakukan sejumlah persiapan untuk memperbaiki kualitas sperma dan sel telur sebelum merencanakan kehamilan berikutnya.
Setelah tindakan kuretase untuk menangani kehamilan kosong, waktu untuk pemulihan juga tidak lama, kira-kira 24 jam. Bahkan, 2—3 jam setelah tindakan kuretase, Mama sudah diperkenankan pulang dan disarankan istirahat sehari. Bagi ibu yang bekerja, dua hari setelah kuretase biasanya sudah dapat masuk kerja kembali. Namun, ibu yang bersangkutan sebaiknya tidak melakukan kegiatan yang berat dahulu.
Kehamilan kosong juga tidak akan berpengaruh terhadap kesuburan maupun rahim Mama. Seseorang yang pernah mengalami kehamilan kosong dapat kembali hamil normal. Namun, bila Mama mengalami kehamilan kosong yang berulang, sebaiknya dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang intensif karena dikhawatirkan adanya kelainan kromosom. Untuk itu perlu dilakukan tes genetika dan bila perlu
terapi 1—3 bulan sebelum mencoba hamil kembali, bergantung pada hasil pemeriksaan dokter.
Setelah kuretase, Mama disarankan menunda kehamilan selama kurang lebih 6 bulan. Hal itu dimaksudkan agar kondisi rahim
benar-benar pulih dan siap menerima kehadiran janin. Namun, sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa wanita bisa segera hamil setelah dikuret, jadi tidak harus menunggu hingga 6 bulan. Alasannya, karena secara fisik, tubuh dan rahim Mama hanya membutuhkan waktu sekitar 2—3 bulan untuk memulihkan keadaannya dan siap menerima kehamilan berikutnya.
(Utami Sri Rahayu)
KOMENTAR