Nakita.id - Saat ini, Indonesia masih diselimuti dengan wabah virus corona.
Hingga berita ini ditulis, tercatat ada 13.645 pasien positif Covid-19.
Selebihnya, dilaporkan sejumlah 2.607 pasien yang sembuh dan 959 pasien meninggal dunia.
Bicara soal darah yang warganya paling banyak terjangkit Covid-19.
DKI Jakarta menduduki peringkat pertama dengan jumlah pasien Covid-19 sebanyak 5056 orang terkonfirmasi virus corona.
Kemudian diikuti daerah lain yang menduduki lima teratas dengan jumlah pasien Covid-19 tertinggi.
Di antaranya Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.
Untuk menekan jumlah pasien terjangkit Covid-19 kian bertambah.
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jadi salah satu cara yang ditempuh pemerintah.
Namun, di tengah banyaknya daerah yang bergantung pada PSBB, Bali justru punya cara tersendiri untuk melawan corona.
Seperti diketahui, jumlah pasien corona di Bali terbilang tidak sebanyak Provinsi lain.
Bahkan hal tersebut juga sempat jadi sorotan media asing yang menganggap kekebalan warga Bali yang misterius.
Tak sedikit yang heran dengan banyaknya lalu lalang Warga Negara Asing, Bali masih dalam taraf tak separah Provinsi di Indonesia lainnya.
Pada saat berita ini ditulis, dilaporkan ada 306 warga Pulau Dewata yang positif corona.
Kemudian, pasien yang meninggal dilaporkan ada 4 orang dan yang sembuh 197 pasien.
Lalu, apa yang jadi rahasia pemerintah Bali dalam menangani wabah virus corona?
Dilansir dari Kompas.com, strategi yang digunakan pemerintah Bali dianggap cukup efektif jika dibandingkan daerah lain.
Gubernur Bali Wayan Koster, menjelaskan tiga hal yang jadi kunci indikator kesuksesan Pulau Dewata menekan penyebaran virus corona.
Pertama, rata-rata kasus positif corona di Bali per 4 Mei 2020 hanya 7 orang per hari.
Jumlah itu lebih rendah daripada DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Banten.
Baca Juga: Videonya Sempat Viral dan Ramai Hujatan, Aksi Pesta Ulang Tahun WNA di Bali Langsung Dibubarkan
Kedua, tingkat kesembuhan pasien mencapai sekitar 58.67 persen.
Angka tersebut jauh di atas rata-rata nasional yang hanya diangka 16.86 persen dan Global/Dunia diangka 32.10 persen.
Ketiga, jumlah pasien positif corona yang meninggal di Bali hanya 1.48 persen jauh di bawah rata-rata Nasional yang diangka 7.46 persen dan Global/Dunia diangka 7.04 persen
Tak hanya itu saja, pemerintah Bali juga melakukan pemeriksaan cepat secara terukur.
Baca Juga: Usai dari Bali Ibu Hamil Ini Dikabarkan Meninggal Karena Virus Corona Padahal Faktanya Bukan
Ketua Tim Lab Pemeriksaan Kasus Covid-19 Bali Ni Nyoman Sri Budayanti mengatakan dengan tes sampel dan mengandalkan lab bisa dengan mudah melacak kontak pasien.
Dengan begitu, pasien bisa lebih cepat diobati dan potensi penularan kepada warga lainnya bisa dapat dicegah.
Adapun yang menjadi prioritas dilakukan pemeriksaan tersebut adalah pasien dalam pengawasan (PDP), tenaga medis, orang dalam pemantauan (ODP), dan orang tanpa gejala (OTG).
Baca Juga: Sedih! Balita Ini Habis Pulang dari Bali Dinyatakan Positif Virus Corona
Gotong royong juga jadi kunci Bali bisa bangkit lawan virus corona.
Sejumlah tenaga dari berbagai rumah sakit dan universitas untuk melakukan tes sampel ikut bekerja untuk melakukan tes cepat maupun pelacakan.
"Perang kalau tak tahu musuhnya kapan kita menangnya? Jadi konsep lab untuk menentukan virus itu ada di situ agar cepat diobati dan cepat tracing," kata Budayanti saat dihubungi, Sabtu (9/5/2020) sore.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR