Nakita.id - Indonesia masih mati-matian berjuang melawan virus corona.
Sejak kasus pertama di bulan Maret 2020 kemarin, kasus positif Covid-19 di Tanah Air terus bertambah.
Ketika berita ini ditulis, kasus virus corona di Indonesia sudah menyentuh angka 17.025 dengan jumlah kematian lebih dari 1000 orang.
Prediksi pun dikeluarkan oleh berbagai pihak, dan pemerintah kabarnya telah menyusun skema 'kehidupan baru' setelah pandemi corona ini berakhir.
Hanya saja, seolah nasi sudah menjadi bubur, kabar mengejutkan justru datang dari China yang merupakan negara asal virus mematikan ini.
Melansir dari Kompas.com, China mengeluarkan pengakuan kalau mereka telah menghancurkan sampel virus corona di masa awal pandemi.
Hanya saja, negeri tirai bambu ini membantah tudingan Amerika Serikat bahwa hal itu dilakukan untuk menutupi konspirasi di baliknya.
Pengakuan mengejutkan itu diungkap oleh Liu Dengfeng, seorang pengawas divisi sains dan pendidikan Komisi Kesehatan China.
Liu Dengfeng mengemukakan keterangan mengejutkan itu pada konferensi pers Jumat (15/5/2020) kemarin, di Beijing.
Dikatakan, pemerintah China mengeluarkan perintah pada 3 Januari 2020 untuk membuang sampel virus corona jenis baru di fasilitas tertentu yang tidak memenuhi persyaratan.
Alasannya, hal itu dilakukan untuk mencegah risiko terhadap keamanan biologis laboratorium dan mencegah efek sekunder yang disebabkan patogen tak dikenal.
Keputusan itu dilakukan setelah virus corona jenis baru yang dikenal dengan nama resmi SARS-CoV-2, digolongan sebagai Kelas II berdasarkan penelitian dan rekomendasi para ahli, kata Liu dikutip dari Newsweek Jumat (15/5/2020).
Sedangkan di sisi lain, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo menuding kalau pembuangan sampel Covid1-9 itu karena China ingin menutupi kasus ini.
Ia menuduh China menyensor penelitian mengenai Covid-19, dan berusaha memengaruhi upaya internasional untuk menangani penyakit itu.
"Partai Komunis China berusaha membatasi informasi tentang virus ini, tentang dari mana virus itu muncul, bagaimana mulainya, bagaimana menular antarmanusia, tentu saja melibatkan WHO untuk memperdalam alur cerita itu," ujar Pompeo.
Liu kemudian membela China, dengan berdalih kalau UU Kesehatan di China dengan jelas sudah menetapkan aturan.
Jika lembaga tidak memenuhi syarat untuk menangani sampel semacam itu, maka mereka harus memberikannya ke tempat penyimpanan yang memenuhi syarat untuk disimpan dan dihancurkan.
"Pernyataan yang disebar oleh para pejabat AS ini murni di luar konteks dan sengaja membingungkan banyak orang," kata Liu.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Source | : | Kompas.com,Newsweek |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR