Nakita.id - Tenaga medis Indonesia sedang berjuang mati-matian untuk memerangi virus corona di garda terdepan.
Sejak merebaknya wabah ini, para tenaga medislah yang banyak dikuras waktu dan tenaganya untuk menangani para pengidap Covid-19.
Apalagi dengan pertambahan kasus yang semakin hari semakin banyak, tidak heran jika pada satu titik mereka diterpa rasa lelah.
Belakangan bahkan ramai tagar #IndonesiaTerserah karena banyaknya masyarakat yang seolah tak acuh dengan virus corona ini dan nekat bepergian keluar rumah.
Namun, di situasi buruk seperti ini, ratusan tenaga medis di Sumatera Selatan justru diberhentikan dari pekerjaannya.
Melansir dari Kompas.com, kabar tersebut dibenarkan oleh Bupati Ogan Ilir, Ilyas Panji Alam, yang memecat 109 tenaga medis di RSUD Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Pemberhentian tersebut dilakukan karena para tenaga medis mogok bekerja.
Dikatakan oleh Ilyas Panji Alam, meskipun memecat ratusan pekerja medis, ia menyebut aktivitas rumah sakit tidak terpengaruh.
Sebagai gantinya, ia membuka lowongan pekerjaan baru untuk mengisi kekosongan tenaga medis tersebut.
“Tidak usah masuk lagi, kita cari yang baru, dengan 109 ini diberhentikan dengan tidak hormat tidak mengganggu aktivitas rumah sakit,” kata dia saat dikonfirmasi di Kantor Badan Amil Zakat Nasional Ogan Ilir, Kamis (21/5/2020).
Menurut sang bupati, protes yang dilakukan oleh tenaga medis tersebut tidak berdasar.
Pasalnya, kebutuhan tuntutan seperti APD, rumah singgah, dan insentif selama ini sudah tersedia.
“Insentif sudah ada, minta sediakan rumah singgah, sudah ada 34 kamar ada kasur dan pakai AC semua, bilang APD minim, APD ribuan ada di RSUD Ogan Ilir, silakan cek,” jelas Ilyas.
"Apa yang mereka tuntut, semua sudah ada, mereka kerja juga belum kok, baru datang pasien corona sudah bubar enggak masuk, gimana itu,” jelas Ilyas.
Ilyas mengaku tidak ingin mengambil pusing dan memutuskan memecat tenaga medis yang melakukan mogok kerja.
“Ya sudah diberhentikan, saya yang menandatangani surat pemberhentiannya,” kata Ilyas.
Ia mengatakan, dari total 109 tenaga medis yang dipecat tersebut terdapat 14 dokter spesialis, delapan dokter umum, 33 perawat berstatus aparatur sipil negara (ASN), dan 11 tenaga honorer di RSUD Ogan Ilir.
Sebelumnya diberitakan, para tenaga medis di RSUD Ogan Ilir tersebut melakukan protes karena berbagai alasan.
Di antaranya mulai APD minim, tidak jelasnya insentif, tidak ada rumah singgah, hingga gaji yang diterima tenaga medis honorer hanya Rp 750.000 per bulan.
Karena itu, mereka menolak saat diminta untuk melakukan penanganan terhadap pasien corona.
Kulkas Side by Side New Belleza 4 Pintu dari Polytron, Dirancang Khusus untuk Dukung Tren Gaya Hidup Modern
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR