Sehingga ada juga guru yang rela berkeliling rumah muridnya di desa untuk memberi ilmu kepada mereka.
"Untuk sekolah-sekolah yang punya fasilitas, tapi belum siap sepenuhnya home learning, plusnya, anak-anak jadi tidak terlalu stres dengan beban tugas yang banyak dari guru, ketidakjelasan materi yang disampaikan secara online, dan ada social interaction yang memang dibutuhkan oleh anak-anak," katanya lagi.
Baca Juga: Padahal Sudah Packing dan Siap ke Negara Ini, Ivan Gunawan Terpaksa Batalkan Pergi
Di sisi lain, wacana pembukaan sekolah di Juli, semisal benar dilakukan memunculkan faktor risiko penyebaran Covid-19 yang tidak kunjung selesai.
"Saya ikut berempati terhadap pembuat kebijakan negeri ini, karena dihadapkan pada keputusan sulit saat ini. Yang bisa kita lakukan hanya meminimalkan risiko tersebut," ujar Ina.
"Kita harus terima kenyataan pahit, menunggu kondisi ideal sepertinya kecil sekali kemungkinannya. Kalaupun menunggu hingga Januari 2021, saya yakin kekhawatiran orangtua tidak akan hilang juga," lanjut dia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR