"Memecahkan hal itu, akan menjadi kunci untuk memahami variasi besar antar negara," kata Friston kepada UnHerd.
Ia memberikan contoh, Jerman yang memiliki angka kematian jauh lebih rendah dari inggris bukan lantaran pengujian atau kebijakan lockdown, melainkan karena "populasi yang rentan" di Jerman jauh lebih kecil.
Lebih lanjut, Friston mengakui bahwa diperlukan penelitian lebih lanjut terkait implikasi pemodelannya yang masih sangat luas.
Pemerintah akan dapat sepenuhnya mempertimbangkan kembali pendekatan mereka untuk membuka lockdown.
Jika benar bahwa 80 persen dari populasi tidak dapat menangkap COVID-19, maka langkah-langkah pembatasan sosial mungkin tidak perlu dilakukan dalam skenario pasca-lockdown.
Menurutnya, transportasi umum, perkantoran, tempat hiburan, serta sarana olahraga dapat dibuka kembali tanpa risiko besar lonjakan kedua.
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul "Kecurigaan Ilmuwan Terkemuka: Sekitar 80 Persen Manusia Sebenarnya Tidak Rentan Terjangkit Covid-19"
BERITA POPULER: Pekerjaan Suami Arie Rieyanthie yang Selingkuh hingga Manfaat Cuci Wajah Pakai Air Tajin
Source | : | Tribunstyle.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR