Nakita.id - PT. PLN kali ini menjawab pertanyaan seputar naiknya tagihan listrik dengan cukup menggebu-gebu.
Pasalnya, sudah sejak April lalu, masyarakat mengeluh soal lonjakan tagihan listri yang berbeda dari biasanya.
Lonjakan tagihan listrik ini bahkan dirasakan oleh semua kalangan di Indonesia yang menjadi pelanggan setia PLN.
Kali ini, lonjakan tagihan listri untuk Mei di Juni ini semakin gila.
Lonjakannya makin besar saja, dan semua mengeluh.
Oleh karenanya, Senior Executive Vice President Bisnis dan Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo, menjawab keresahan masyarakat soal melonjaknya tagihan listrik.
Yuddy Styo menyatakan ada tagihan listrik yang menunggak dari masyarakat yang belum dibayarkan, dan juga WFH atau kerja dari rumah menjadi pemicunya.
WFH atau kerja dari rumah ini membuat setiap rumah memakai listrik lebih dari biasanya.
Yuddy Setyo kemudian melakukan penghitungan rekening selama 3 bulan mulai dari April hingga Juni ini.
Jika dihitung dari bulan April, maka lonjakannya terjadi pada bulan Desember 2019.
Hal inilah yang dimaksud dengan tagihan yang kurang atau belum dibayarkan oleh para pelanggan tersebut.
Kemudian datanglah WFH yang mengharuskan kerja dari rumah, tagihan kembali meningkat karena pemakaian listrik lebih dari biasanya.
"Pada bulan Juni mulai dicatat sesungguhnya, maka di bulan Juni sudah naik. Lalu WFH terjadi kenaikan, ditambah lagi ada kwh yang belum dicatat, belum dibayar pada bulan April dan Mei ditumpukan ke bulan Juni. Ini yang menyebabkan lonjakan tagihan listrik," tutur Yuddy dalam sebuah diskusi virtual, Senin (8/6/2020).
Lebih lanjut Yuddy mengatakan, bagi pelanggan yang tidak percaya konsumsi listriknya mengalami peningkatan, pihaknya siap memberikan data pencatatan konsumsi yang telah dilakukan.
Bagi pelanggan yang ingin mengetahui data konsumsi listrik bulanannya, dapat menghubungi contact center yakni 123 dan posko pengaduan PLN.
Selain itu, data konsumsi listrik juga dapat diakses melalui website pln.co.id dan aplikasi resmi PLN.
Yuddy menjelaskan, seharusnya data yang disampaikan oleh PLN akan lebih rendah dibandingkan angka yang ditunjukan kWh meter.
"Karena dicatat beberapa hari lalu," katanya.
Namun spabila ternyata kWh meter menunjukan angka yang lebih rendah dibandingkan data yang disampaikan PLN, maka Yuddy meminta pelanggan untuk melaporkannya.
"Silahkan protes ke PLN 123, dan kalau salah kami koreksi," ucapnya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR