Nakita.id - Baru-baru ini publik dibuat heboh dengan pernikahan seorang nenek berusia 65 tahun bersama pemuda berusia 24 tahun.
Kedua pasangan baru ini berasal dari Desa Bumiharjo, Kecamatan Lempuing, Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan.
Rupanya pernikahan dengan pemudia ini bukan pertama kalinya untuk Tri Sutiyem atau dikenal juga dengan nama Mbah Gambreng.
Mbah Gambreng rupanya sudah pernah menikah tetapi sudah bercerai 30 tahun silam.
Pemuda yang kini dinikahi juga bukanlah orang lain, tetapi anak angkatnya sendiri yang bernama Ardi.
Awalnya Ardi hanyalah anak angkatnya yang juga menjadi salah satu penari di grup kuda lumping milik Mbah Gambreng.
Selain memiliki grup kuda lumping, Mbah Gambreng juga bekerja sebagai penjual pakaian dan jamu keliling.
Rupanya Mbah Gambreng memang gemar mengangkat anak dan sudah memiliki 4 orang anak angkat.
“Iya, sudah empat orang anak angkat saya, 3 laki-laki dan 1 perempuan, tiga sudah menikah dan punya rumah tangga sendiri, satu lagi Ardi ini yang jadi suami saya,” ujar Mbah Gambreng kepada Kompas.com melalui telepon, Selasa (09/06/2020).
Sebenarnya Mbah Gambreng hanyalah meminta anak angkatnya untuk menikah tetapi justru berujung dilamar.
“Yo sama-sama seneng, mau gimana lagi,” jawab Mbah Gambreng.
Akhirnya Mbah Gambreng dan Ardi memutuskan menikah pada Jumat tanggal 5 Juni 2020 lalu.
Tentu saja Mbah Gambreng mengaku senang dengan pernikahannya bersama anak angkatnya kini.
“Ya namanya sudah seneng gimana, Ardi anak angkat aku, ikut aku sudah satu tahun,” kata Mbah Gambreng.
Seolah dipermudah rencana menikahnya, keduanya justru mendapatkan sumbangan paket pernikahan gratis dari sebuah event organizer bernama Dian Gallery.
Alhasil keduanya diberikan fasilitas fotografi, video shooting, make up, gaun pengantin, dekorasi, dan hyna wedding dengan nilai total Rp4 juta.
Tanpa motivasi apapun, pemilik Dian Gallery, Dian Dealowa mengaku berniat membantu karena ketulusan Mbah Gambreng yang sering menangkat anak.
"Dari info yang kami dapatkan juga dari pak kades, beliau (Mbah Gambreng) ini memang dari dulu rajin membantu orang, ngangkat anak lalu diurusi sampai dikhitankan dan dibikinkan rumah," ujar Dian.
"Sampai-sampai beliau sendiri enggak terurus pribadinya, waktu dan eknominya malah banyak diabdikan untuk membantu orang,” lanjutnya.
Ditambah Mbah Gambreng hanylah bertempat tinggal di tanah pemakaman.
“Mbah Gambreng tinggalnya di tanah pemakanan karena tidak punya rumah sendiri,“ jelas Dian
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR