Nakita.id - Pemerintah telah menginstruksikan penggunaan masker kepada warganya saat berada di luar rumah, sebagai salah satu upaya pencegahan penularan virus corona.
Bahkan, masker non-medis, seperti masker kain sangat disarankan untuk digunakan.
Tak hanya itu, pemerintah juga menganjurkan protokol lainnya di antaranya rajin mencuci tangan, dan juga menjaga jarak.
Namun belum lama ini, seorang ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), DR Pandu Riono, MPH, PhD, menyebutkan, penggunaan masker ini lebih efektif dalam mencegah penularan virus corona daripada pembatasan sosial.
Mengapa demikian?
Melalui akun Twitternya, @drpriono, Pandu mengunggah grafik kurva harian kasus baru virus corona di New York City, Amerika Serikat, yang menunjukkan face covering (menutup wajah) dinilai lebih efektif untuk menurunkan potensi penularan daripada pembatasan sosial.
"Efek selalu pakai masker ternyata potensial lebih besar untuk cegah penularan dibandingkan pembatasan sosial ya. #gerakanpakaimasker," tulis Pandu dalam twitnya.
Saat dikonfirmasi mengenai hal ini, Pandu mengatakan efektivitas penggunaan masker dapat diketahui berdasarkan pergerakan manusia dengan memperhatikan kebersihan tangan.
"Pada dasarnya pergerakan manusia itu alamiah, tidak mungkin dibatasi. Lockdown (pembatasan sosial di AS) itu efeknya terbatas, sementara. Tapi dampaknya sosio-ekonominya bisa besar dan lama," ujar Pandu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).
Menurut dia, jika setiap orang menggunakan masker dengan benar, maka penularan virus bisa ditekan sampai titik terendah dengan kombinasi jaga jarak fisik dan memperhatikan kebersihan tangan.
"Dengan tindakan itu, tentunya dapat mencegah gelombang kedua pandemi dan seterusnya," lanjut Pandu.
Efektivitas penggunaan masker
Terkait efektivitas penggunaan masker, Pandu menjelaskan, jika seseorang yang positif terinfeksi virus corona tetapi tanpa gejala berbicara dengan orang lain yang menggunakan masker, virus akan menyebar dan kemungkinan kecil dapat tertular ke orang lain.
Sementara, jika orang yang terinfeksi virus menggunakan masker, ketika berbicara dengan orang lain yang menggunakan masker, maka sangat kecil kemungkinan penularan virus dapat terjadi.
Untuk menyebarluaskan kesadaran penggunaan masker, Pandu turut dalam sosialisasi melalui media sosial dengan tagar #gerakanpakaimasker.
Ia menjelaskan, tagar tersebut merupakan salah satu kampanye gerakan memakai masker secara nasional.
"Iya, saya dan kawan-kawan sedang mengampanyekan gerakan pakai masker secara nasional, soft launch-nya tanggal 27 Juni di Pasar Tanah Tinggi," ujar Pandu.
Mengenai gerakan ini, Pandu juga akan secara langsung mengampanyekan ke lebih dari 10.000 pasar tradisional.
Sebab, pasar menjadi salah satu tempat masyarakat berinteraksi setiap harinya.
Selain itu, pencegahan penularan Covid-19 pada area pasar dinilai belum serius diperhatikan.
"Sudah diingatkan dari bahwa pasar tradisional potensial klaster penularan," ujar Pandu.
Sementara, studi terbaru mengenai penggunaan masker juga menyebutkan bahwa penggunaan masker bisa mencegah gelombang kedua virus corona.
Menurut sebuah penelitian di Inggris yang dipublikasi pada Rabu (10/6/2020), penggunaan masker disebut dapat mencegah gelombang kedua virus corona yang dikombinasikan dengan penguncian atau lockdown.
Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di Universitas Cambridge dan Greenwich di Inggris menunjukkan, penguncian saja tidak akan menghentikan penyebaran virus corona jenis baru.
Bahkan, penggunaan masker buatan sendiri sekalipun dapat berperan signifikan mengurangi tingkat penularan jika cukup banyak orang yang memakainya di tempat umum.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Penggunaan Masker Lebih Efektif Cegah Corona daripada Pembatasan Sosial?"
Belajar dari Viralnya Anggur Muscat, Ini Cara Cuci Buah yang Benar untuk Hilangkan Residunya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR