Nakita.id - Baru saja dikabarkan bahwa obat Dexamethasone disebut bisa bantu menurunkan angka kematian pasien Covid-19.
Sayangnya, meski berdampak yang baik, Dexamethasone juga memiliki efek samping yang cukup menyeramkan jika digunakan berlebihan atau digunakan tersu menerus..
Melansir dari tayangan di kanal YouTube tvOneNews (17/6/2020), peneliti Inggris kembali umumkan hasil penelitian yang membuat warga dunia senang.
Disebutkan bahwa hanya menggunakan obat Dexamethasone dalam dosis rendah sudah bisa membantu menurunkan risiko kematian dari pasien Covid-19.
Dikabarkan, penelitian dilakukan terhadap 2.100 pasien yang dirawat di sejumlah rumah sakit di Inggris.
Diberikanlah obat Dexamethasone sebanyak 6mg per hari selama 10 hari.
Hal tersebut ternyata membuat angka kematian menjadi 35 persen terhadap pasien Covid-19 dengan bantuan ventilator
Sedangkan pasien dengan bantuan oksigen, risiko kematiannya menurun hingga sekitar 20 persen.
Sedangkan untuk pasien gejala ringan, peneliti tak menemukan manfaat pemberian obat tersebut
Dexamethasone ternyata telah digunakan sejak tahun 60-an untuk menyembuhkan penyakit yang berkaitan dengan inflamasi dan kekebalan, seperti asma dan beberapa jenis kanker.
Dalam tayangan itu pula, dilakukanlah sesi wawancara dengan dokter spesialis paru, Dr. Erlina Burhan.
Erlina menyebut bahwa hasil penelitian dari ahli di Inggris tersebut membawa harapan.
"Ini memang suatu hasil yang menjanjikan, tapi kita harus baca selengkapnya," ungkap Dr. Erlina.
Presenter pun bertanya, mengapa obat Dexamethasone diberikan dalam dosis yang rendah.
Ia menjelaskan bahwa ternyata Dexamethasone memiliki efek samping yang cukup mengerikan jika digunakan dalam dosis tinggi dan terus-menerus.
"Karena jika diberikan dalam dosis tinggi ada efek sampingnya, bisa terjadi pendarahan lambung, kalo diberikan dalam waktu yang lama juga bisa menyebabkan menurunkan sistem imun, jadi dianjurkan diberikan dalam dosis rendah saja,"jelas Dr. Erlina.
Sebelumnya telah dibarkan bahwa stem cell juga disebut bisa bantu menyembuhkan pasien Covid-19 yang kritis.
Saat ini, stem cell sedang memasuki uji coba klinis untuk melihat hasil nyata terhadap pasien Covid-19.
"Nah si stem cell ini punya dua kemampuan, pertama punya anti inflamasi atau anti peradangan yang hebat. Sehingga terjadi sel-sel radang pada tubuh pasien Covid-19 akan menurun.
Kedua imunitas, sel punca ini mempunyai potensi yang kita sebut dengan sel imunomodulasi, atau bisa meregulasi, mengatur, memulihkan kembali kekebalan tubuh pasien tersebut, sehingga dengan cara itu bisa mengatasi pneumonia Covid-19 yang kritis," jelas Ketua UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca RSCM-FKUI, Prof. Ismail Hadisoebroto Dilogo, dilansir dari tayangan di kanal YouTube tvOneNews (16/6/2020).
Diusahakan, penelitian terkait stem cell ini selesai dalam waktu tiga bulan.
(Artikel ini telah tayang di GridHITS dengan judul "Kabar Baik untuk Warga Dunia, Satu Lagi Obat yang Disebut Bisa Bantu Turunkan Angka Kematian Pasien Covid-19")
Rayakan International Women's Day, Ini Cara yang Bisa Perempuan Lakukan untuk Berkreativitas dan Mengekspresikan Diri
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR