Nakita.id - Sosok Basuki Tjahaja Purnama (BTP) beberapa tahun belakangan kerap jadi buah bibir.
Salah satunya mengenai rumah tangga Ahok dengan Puput Nastiti Devi.
Jauh sebelum menikahi mantan polwan tersebut, Ahok memang sudah menduda.
Dikabarkan, Ahok dan Veronica Tan bercerai pada tahun 2018 silam.
Lika-liku perjalanan hidup Basuki Tjahaja Purnama memang tak mudah.
Namun, suami Puput Nastiti Devi itu sempat mencicipi jabatan mentereng sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Lama berkecimpung di dunia politik, Ahok pun kini kembali dipercaya menjadi bos besar Pertamina.
Ahok saat ini mengemban tugas sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
Dilansir dari Kompas.com, Ahok pun tak sungkan membocorkan gajinya sebagai Komisaris Utama.
Fantastis, dikatakan Gaji BTP dalam sebulan adalah Rp170 juta, Moms.
Ahok pun kemudian membandingkan gajinya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) dengan jabatan lawasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Kalau gaji, gedean komisarislah. Jauh (dibanding sebagai Gubernur).
"Kalau di Pertamina kita bisa dapat Rp 170 juta gaji," ujar dia dikutip dari Instagram @kickandyshow (27/6/2020).
Kini kariernya moncer dengan jabatan kelas atas, Ahok justru mengungkapkan hal tak terduga.
Suami Puput Nastiti Devi ini justru dengan gampangnya mengaku lebih menikmati kariernya sebagai Gubernur ketimbang jabatannya yang sekarang.
Wah, kenapa ya Moms?
Tak asal memilih, Ahok mengaku memiliki pertimbangan tersendiri atas pilihannya itu.
Pilihannya itu berdasarkan ukuran pengaruh dan kewenangan yang dimiliki masing-masing jabatan.
Dijelaskan bahwa menjadi Gubernur memiliki keuntungan bisa menolong orang banyak.
"Jadi Gubernur lebih enak karena bisa menolong orang banyak," kata Ahok.
Ahok pun menuturkan perbedaan mendasar antara menjadi kepala daerah dengan menjadi seorang Komut.
Saat menjadi gubernur dia memiliki dana operasional sebesar Rp 3 miliar yang bisa dibagikan kepada masyarakat miskin, langsung ke rekening mereka masing-masing.
Lain halnya ketika menjadi Komut Pertamina. Dana operasional semacam itu tidak dimiliki.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR