"Saya tidak melihat relevansi yang kuat antara kalung di leher dengan paparan virus ke mata, mulut, dan hidung," jelas Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman, dilansir dari Kompas.com.
Dicky pun menjelaskan bahwa riset tersebut bukan mengguakan sasaran Covid-19.
Oleh karena itu, dia menganggap produksi produk eucalyptus yang ditujukan untuk mencegah virus corona terlalu dipaksakan dan berpotensi menimbulkan salah persepsi.
"Belum terbukti secara ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah tentang potensi mencegah virus SARS-CoV-2," jelas dia.
Ia juga mengimbau pada pemerintah untuk fokus pada strategi yang sudah jelas terbukti secara ilmiah, yakni testing, tracking, dan isolated.
"Adanya kalung apa pun tidak akan berpengaruh saat tangan yang terpapar virus menyentuh hidung, mata, dan mulut," kata Dicky.
(Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Peneliti Bongkar Soal Kekuatan Tanaman Ini yang Disebut Bisa Bunuh Virus Corona hingga 80 Persen, Tapi Ahli Epidemiologi Malah Katakan Hal Mengejutkan")
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR