Panduan New Normal untuk Moms: Pariwisata Kota Solo Mulai Bangkit, Pasar Gede Solo Masih Sepi dari Wisatawan
Nakita.id - Pasar merupakan tempat keramaian yang kerap dituju Moms dan perempuan.
Kesibukan dan aktivitas pasar seolah tak bisa dilepaskan dari keseharian sebagian besar perempuan.
Sekalipun kini banyak cara berbelanja secara online, berbelanja di pasar seolah jadi kepuasan batin tersendiri.
Sayangnya, sejak pandemi Covid-19 di dunia ini, kegiatan sedikit banyak ikut merosot.
Banyak yang akhirnya memilih berbelanja melalui online dan menggunakan jasa antar.
Padahal tak bisa dipungkiri, selain sebagai terapi melepas penat bagi perempuan, pasar juga menjadi 'katrol' perekonomian dari suatu daerah.
Salah satu pasar yang sangat ikonik yakni Pasar Gede.
Pasar yang terletak di Kota Solo, Jawa Tengah ini sangat dikenal publik luas.
Bahkan, pasar ini kerap dikunjungi wisatawan yang hanya sekadar ingin membeli jajanan pasar, maupun membeli dawet khas Solo yang memang pusatnya berada di dalam Pasar Gede.
Sejak diberlakukannya Kondisi Luar Biasa (KLB) di Kota Solo, aktivitas jual-beli di Pasar Gede juga berdampak.
Namun, bagaimana aktivitas pasar sejak new normal berlangsung?
Nakita.id berkesempatan melakukan wawancara singkat dengan salah satu pedagang di Pasar Gede bernama Endah.
Baca Juga: [VIDEO] Era New Normal: Tips Naik Transportasi Umum Aman dari Virus Corona
Meski kini Pasar Gede mulai pulih dan bangkit, tapi pembeli atau pengunjung belum bisa dikatakan ramai seperti biasanya.
Endah mengaku Pasar Gede terbilang masi sepi pembeli.
Hal ini lantaran pasar yang terletak di tengah Kota Solo ini biasanya sangat ramai pengunjung.
Tak hanya itu, pengunjung rela berdesakan untuk berbelanja di Pasar Gede.
Kini, pembeli masih bisa dihitung jari.
"Pasar masih sepi, malah lebih sepi dari pas pertama corona (sejak diberlakukannya KLB di Solo 13 Maret 2020)," ujar Endah dalam bincang singkatnya bersama Nakita.id.
Tak hanya itu, sepinya pasar juga ditengarai karena isu yang merebak beberapa pekan terakhir.
Lurah Pasar Gede sempat diisukan positif Covid-19 setelah Dinas Kesehatan Kota Surakarta (DKK) mengadakan rapid test massal terhadap seluruh pasar di Kota Solo.
Pedagang dan pembeli yang belum begitu paham tujuan rapid test langsung menduga lurah pasar positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test.
Baca Juga: Simak Panduan New Normal Untuk Moms di Mall Agar Jalan-jalan Lebih Aman, Semuanya Serba Canggih!
Padahal, Agus Suharto selaku Lurah Pasar Gede dinyatakan reaktif Covid-19 dan belum tentu positif Covid-19.
"Habis karantina 14 hari itu, eh ternyata Lurahnya sakit DBD (demam berdarah -red)," tambah Endah.
Meski demikian, Endah mengaku kondisi pasar saat ini makin membaik, terlebih setelah pemerintah melonggarkan aturan.
"Ya sekarang lumayan (cukup ramai). Belum kalau ramai, pedagang juga masih ngeluh sepi kok," akunya.
Menurut Endah, Pasar Gede sudah memenuhi protokol kesehatan yang disarankan Pemkot Kota Surakarta.
Sudah tersedia tempat cuci tangan, lengkap dengan sabun di setiap pintu masuk.
"Ada 4 pintu itu, Mbak. Lha, itu semua ada cuci tangannya. Pembeli harusnya wajib cuci tangan. Penjual juga, kami juga bawa hand sanitizer.
"Pake masker juga wajib, biar nggak tertular," ujar Endah.
Ia juga mengatakan bila pembeli dan pedagang kian hari kian tertib mengenakan masker, tak seperti awal muncul kasus Covid-19, meski ada pula yang masih tidak pakai masker.
"Tapi ya ada yang ngeyel nggak pakai. Ya sudah," tambahnya.
Mengenai menjaga jarak, Endah mengaku hal tersebut tidak terlalu berlaku di Pasar Gede.
"Ya jaga jarak semampunya. Kan ini lorongnya sempit. Kalau ada beberapa yang lewat, ya pasti senggolan," ujarnya.
Selanjutnya, mengenai aturan tidak diperbolehkannya ibu hamil dan anak di bawah 15 tahun masuk ke tempat keramaian, ia mengatakan tidak terlalu memerhatikan hal tersebut.
"Ya, katanya (ada larangan ibu hamil dan anak di bawah 15 tahun berkunjung ke keramaian). Saya nggak merhatikan (untuk ibu hamil). Tapi kalau anak-anak hampir nggak ada. Biasanya ibu-ibu ke sini bawa anak yang udah agak gede (remaja)," pungkasnya.
Terakhir, ibu dua anak ini berharap agar wabah pandemi Covid-19 segera berakhir.
Tak hanya agar masyarakat Indonesia bisa hidup dengan tenang dan tidak khawatir penularan, juga agar perekonomian membaik.
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR