"Jadi itu sebabnya kami berangkat untuk melakukan uji klinis terkontrol secara acak ini, mengambil orang sehat dan membuat mereka makan di dua waktu yang berbeda, mengontrol makanan mereka, mengontrol diet mereka, dan mengontrol waktu tidur mereka juga," tambahnya.
Hasil dari penelitian memperlihatkan orang-orang yang makan terlalu malam pembakaran lemaknya hanya berkurang sebanyak 10 persen, maka dari itu sangat sulit untuk menurunkan berat badan dengan pola makan seperti itu.
Maka dari itu penelitian ini dianggap meyakinkan karena sudah mencoba pada partisipan yang memiliki diabates dan obesitas.
"Ya, saya pikir ini setidaknya menunjukkan bahwa penjelasan biologis tentang bagaimana waktu makanan dapat mempengaruhi cara tubuh Anda mencerna kalori itu masuk akal," ujar Chenjuan Gu, PhD, seorang peneliti postdoctoral di Universitas Johns Hopkins.
Selain itu seorang pakar bernama Lisa K. Diewald, MS, RD, LDN, manajer program, Pusat Pencegahan Obesitas dan Pendidikan MacDonald di Pusat Obesitas dan Pendidikan di Universitas Villanova M. Louise Fitzpatrick College of Nursing juga memeberikan pandangan yang sama.
"Studi ini memberikan pengingat bahwa mengolah kebiasaan makan bukan hanya faktor-faktor tradisional seperti kadar dan ukuran makanan, tetapi juga waktu makan, dapat mempengaruhi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung di ujung jalan." ujar Diewald.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR