Para orangtua ini khawatir sang buah hati bisa kejang, koma, buta, otaknya rusak, dan bahkan meningggal dunia akibat demam yang diderita.
Karena kekhawatiran yang berlebihan, banyak orangtua akhirnya langsung memberikan obat demam, termasuk bagi dirinya sendiri ketika mengalami panas tinggi.
Tidak jarang, obat penurun panas yang dikosumsi atau diberikan bahkan hanya sesuai dengan perkiraan, tidak membaca anjuran pemakaian atau berkonsultasi dengan apoteker.
Padahal, siapa saja dianjurkan untuk tidak boleh buru-buru minum obat saat demam.
Demam membantu tubuh memerangi penyakit Melansir Buku Orangtua Cermat, Anak Sehat (2012) oleh dr. Arifianto, Sp.A, demam membantu memerangi penyakit sehingga tidak perlu buru-buru menurunkan demam.
Saat seseorang demam, tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap virus.
Hal yang harus dilakukan adalah mengamati terlebih dahulu perilaku orang yang mengalami demam.
Misalnya pada anak, apakah saat demam anak tampak tidak nyaman, rewel, menangis kesakitan, atau sebaliknya, masih dapat makan, minum, bermain, dan tidur nyaman?
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR