Kepala Anak Sering Terbentur Ketika Melakukan Aktivitas Sehari-hari, Apa Perlu Moms Langsung Lakukan CT Scan?
Nakita.id - Sebagian anak-anak dapat berisiko kecil untuk mengidap trauma kepala ringan, apalagi jika kepala anak sering terbentur.
Setelah trauma tersebut terjadi, mungkin otak dapat mengalami cedera otak traumatis yang harus mendapat perawatan secara klinis.
Baca Juga: Kepala Anak Sering Terbentur di Rumah? Begini Cara yang Tepat untuk Menanganinya
Hal yang penting ketika mengevaluasi trauma kepala ringan pada anak adalah mengidentifikasi bayi dan anak-anak dengan CT scan.
Evaluasi juga dapat dilakukan dengan membatasi pencitraan radiografi yang tidak perlu dilakukan agar meminimalisir paparan radiasi yang terjadi.
Baca Juga: Kepalanya Peyang, Anak John Legend Harus Pakai Helm Selama 3 Bulan Walau Saat Tidur
CT scan yang dilakukan sangat sensitif untuk mengidentifikasi cedera otak yang memerlukan intervensi akut.
Walau begitu, CT scan yang dilakukan terkadang dapat tidak spesifik apabila dilakukan pada anak kecil.
Maka dari itu, evaluasi dari kemungkinan risiko mengidap trauma kepala harus menggunakan pendekatan yang seimbang tanpa terlalu sering menggunakan CT scan.
Analisis data yang dilakukan peneliti dari Amerika Serikat terhadap 42.000 anak yang mengalami luka di kepala, 35 persennya menjalani pemeriksaan CT scan, menunjukkan hanya satu persen (376 anak) saja yang mengalami luka trauma di otak dan 60 di antaranya harus menjalani operasi.
Baca Juga: Pitak di Kepala Anak Pertanda Sistem Kekebalan Tubuh yang Bermasalah
Ini berarti, sebenarnya lebih banyak anak yang lukanya ringan. Untuk lebih jelasnya, bila anak berusia kurang dari 2 tahun terjatuh, bapak dan ibu tak perlu khawatir bila anak :
- Setelah jatuh tetap aktif bergerak.
- Tidak mengalami muntah.
- Tidak ada pembengkakan di kepala.
- Tidak pingsan atau hilang kesadaran.
- Secara kasat mata tidak terlihat adanya retak pada tulang tengkorak.
Dengan panduan bahaya di atas, para peneliti mampu memprediksi secara akurat (100 persen benar) 1.176 pasien yang mengalami luka di kepala dan dinyatakan bukan luka serius.
Baca Juga: Kepala Anak Tersangkut di Pagar, Imam Darto Kena 'Karma' karena Lakukan ini
Untuk pasien berusia 2-18 tahun, skrining untuk menentukan kondisi klinis luka di kepala meliputi: anak tetap aktif, tidak pingsan atau hilang kesadaran, tidak muntah, tidak ada mekanisme luka, tidak ada keluhan sakit atau nyeri di kepala, serta tidak ada tanda retak di tengkorak.
Dengan panduan tersebut, para ahli dengan tepat (99,95 persen) menilai luka 3.800 pasien.
Jenis luka di kepala yang perlu mendapat perhatian serius adalah luka internal yang melukai tengkorak serta pembuluh darah di tengkorak dan otak.
Indikator anak mengalami luka internal dan perlu segera memanggil petugas kesehatan adalah:
- Anak tidak sadar atau pingsan.
- Napas tidak normal.
- Keluar darah dari hidung, mulut, atau telinga.
- Pusing Muntah lebih dari 3 kali atau kejang.
Baca Juga: Kepala Anak Terbentur Lantai, Waspada Jika Alami Tanda Ini
Jika balita atau anak tidak sadar, jangan memindahkan balita sampai ambulans datang karena dikhawatirkan ada luka di leher atau tulang belakang.
Pegang kepala/leher balita (jangan sampai bergerak), sangga dengan bidai atau sangga lehernya dengan selimut yang tebal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Balita Sering Terbentur, Perlu CT Scan?"
Apa Itu Silent Treatment? Kebiasaan Revand Narya yang Membuatnya Digugat Cerai Istri
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ine Yulita Sari |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR