Nakita.id - Batuk corona yang disebut-sebut sebagai gejala awal penyakit ini membuat banyak orang waspada.
Begitu mengalami batuk, orang akan was-was kalau itu adalah batuk corona.
Meski sama-sama batuk, ada hal yang membedakan batuk corona dengan batuk biasa.
Batuk sendiri adalah reaksi defensif alami tubuh untuk mengeluarkan iritan, seperti lendir, debu, asap, atau penyebab alergi.
Diantara bayaknya jenis batuk, batuk kering adalah yang paling sering dialami pasien positif Covid-19.
Menurut konsultan dan pulmonolog dari Rumah Sakit Apollo, Navi Mumbai, Dr Jayalakshmi TK, dikutip dari Kompas.com, batuk kering adalah batuk yang tidak memunculkan lendir dan karenanya disebut sebagai batuk tidak produktif.
Pasalnya, batuk kering dipicu oleh rasa seperti gatal di belakang tenggorokan yang memicu refleks batuk.
Batuk kering terjadi karena adanya peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan.
Biasanya, tenggorokan dan paru-paru meradang karena infeksi bakteri atau virus, ketegangan fisik, atau kondisi lingkungan.
Sementara batuk basah biasanya mendorong lendir yang membawa penyebab batuk keluar dari sistem pernapasan, termasuk hidung atau tenggorokan.
Konsultan Senior Obat Perawatan Kritis Paru-paru, Rumah Sakit Utama Aster, Dr Ravindra Nallagonda, menjelaskan bahwa dalam banyak kasus, batuk basah mungkin disertai produksi dahak atau darah, sedangkan batuk kering tidak.
Itulah mengapa batuk corona biasanya identik dengan batuk kering dan rasa gatal hingga sakit di tenggorokkan tanpa dahak.
Dalam banyak kasus, batuk kering kadang sulit dikendalikan dan hadir cukup lama, baik pada anak-anak maupun orang dewasa.
Walaupun batuk kering telah dinyatakan sebagai gejala utama infeksi virus corona, sering kali batuk ini juga bisa disebabkan oleh alergi, sinusitis, asma, tonsilitis, atau paparan iritan seperti debu atau asap.
Hampir 60 persen kasus positif Covid-19 dilaporkan disertai gejala umum berupa batuk kering.
Jika menderita batuk kering dan mencurigai itu adalah batuk corona, Moms juga harus waspada terhadap gejala lain.
Seperti demam tinggi yang berkelanjutan, kehilangan selera makan atau penciuman, sesak napas, dan masalah pencernaan seperti diare.
Baca Juga: Tidak Sembarang Kumur, Ini Cara Redakan Batuk dan Sakit Tenggorokan yang Tepat Menurut Dokter
Source | : | kompas |
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR