Yang membuat semakin miris, tuntutan demi tuntutan tersebut sering kali menjadi beban berat yang berujung pada munculnya stres.
Mulai dari stres yang menyebabkan masalah kesuburan, stres saat terapi, stres dalam hubungan seksual, hingga stres dalam penantian hasil terapi program hamil.
Oleh karena itu, konseling psikologis bagi pasangan pun sebaiknya tidak dikesampingkan begitu saja.
Pasalnya, tidak hanya wanita, para pria juga berpotensi besar mengalami stres yang sama.
“Tiap suami dan istri yang sedang menjalani program hamil perlu lebih cakap dalam mengelola berbagai stres yang muncul,” ujar dr.Tiara Kirana, Sp.And, Dokter Spesialis Andrologi, Klinik Fertilitas Bocah Indonesia - RS. Awal Bros Tangerang.
Kebutuhan akan pendampingan psikologis bagi para pasien turut diungkap oleh Profesor Fusun Terzioglu, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan sekaligus Ketua Departemen Keperawatan, Atilim University, Istanbul, Turki.
Baca Juga: Akui Sulit Hamil Setelah Tunda Kehamilan, Titi Kamal Rutin Lakukan Hal Ini Selama 5 Bulan
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR