Nakita.id – Memiliki keturunan tentu menjadi keinginan banyak pasangan yang sudah menikah.
Sayangnya, kehamilan yang dinanti kerap menjadi hal yang sulit bagi sebagian orang.
Tak dapat dipungkiri, hal itu tentu menimbulkan rasa kecewa, sedih, marah, lelah, atau bahkan frustasi.
Baca Juga: Salah Satunya karena Stres, 3 Faktor Ini Bisa Jadi Penyebab Seorang Perempuan Sulit Hamil
Terlebih lagi jika orangtua, mertua, atau pun keluarga besar terus-menerus menanyakan, “sudah hamil belum? Kapan punya anak? Kok belum punya anak?”.
Mungkin ada yang bisa menanggapi hal tersebut dengan santai.
Namun, ada pula beberapa pasangan yang justru menjadi bersitegang dan tidak lagi rileks menjalani program hamil (promil).
Yang membuat semakin miris, tuntutan demi tuntutan tersebut sering kali menjadi beban berat yang berujung pada munculnya stres.
Mulai dari stres yang menyebabkan masalah kesuburan, stres saat terapi, stres dalam hubungan seksual, hingga stres dalam penantian hasil terapi program hamil.
Oleh karena itu, konseling psikologis bagi pasangan pun sebaiknya tidak dikesampingkan begitu saja.
Pasalnya, tidak hanya wanita, para pria juga berpotensi besar mengalami stres yang sama.
“Tiap suami dan istri yang sedang menjalani program hamil perlu lebih cakap dalam mengelola berbagai stres yang muncul,” ujar dr.Tiara Kirana, Sp.And, Dokter Spesialis Andrologi, Klinik Fertilitas Bocah Indonesia - RS. Awal Bros Tangerang.
Kebutuhan akan pendampingan psikologis bagi para pasien turut diungkap oleh Profesor Fusun Terzioglu, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan sekaligus Ketua Departemen Keperawatan, Atilim University, Istanbul, Turki.
Baca Juga: Akui Sulit Hamil Setelah Tunda Kehamilan, Titi Kamal Rutin Lakukan Hal Ini Selama 5 Bulan
Menurut Terzioglu, pasien-pasien yang menjalani pendampingan psikologis memiliki tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah.
Selain itu, peluang kehamilan pasien juga menjadi lebih tinggi daripada pasien yang menempuh pengobatan medis semata.
Menyadari pentingnya ketenangan batin selama program hamil, Klinik Fertilitas Bocah Indonesia pun meluncurkan sejumlah program layanan.
Mulai dari pendampingan psikologis, menyelenggarakan program webinar (PINTeR) sebagai forum komunikasi antara pasien dengan dokter dan ahli psikologi, hingga menyediakan wadah interaksi antar pasien Klinik Fertilitas Bocah Indonesia.
Khusus untuk layanan ketiga, pasien diharapkan tidak hanya sekadar berkumpul atau berinteraksi biasa Moms, melainkan juga bisa berteman sekaligus saling menguatkan satu sama lain.
Tak berhenti sampai di situ, dalam rangka Hari Anak Nasional sekaligus sebagai bentuk dukungan untuk para pasangan yang tengah berupaya membangun keluarga, Klinik Fertilitas Bocah Indonesia mengadakan bincang-bincang bertajuk “Stress Management for Parents in Wating”.
Baca Juga: Berhubungan Intim di Pagi Hari Bisa Tingkatkan Peluang Kehamilan, Benarkah?
Bersama Psikolog Diah Mahmudah S.Psi dan Dandi Birdy, S.Psi, keduanya pun berbagi tips seputar cara mengelola stres untuk pasangan suami istri yang sedang menanti kehadiran buah hati.
Menariknya, cara pengelolaan stres yang diberikan berbeda dari biasanya lo, Moms.
Para pembicara akan memberikan tips mengelola stres secara mandiri dengan memperkokoh 5 Pilar Mental Wellness, yakni pilar spiritual, pilar emosional, pilar fisik, pilar intelektual dan pilar sosial.
Baca Juga: Dipercaya Sejak Dulu, Benarkah Mitos Pijat Kesuburan Ampuh Bikin Cepat Hamil?
Tidak hanya itu, sesi bincang-bincang yang dipandu oleh Temmy Rahadi ini juga akan berbagi informasi tentang teknik relaksasi “Butterfly Hug Therapy”. Menarik sekali bukan, Moms?
Bincang-bincang kolaborasi dengan Momy Mooi Catering, SehatQ Indonesia dan Nakita.ID ini pun bisa Moms saksikan dalam Instagram TV Klinik Fertilitas Bocah Indonesia (@bocahindonesia_) berikut ini.
Selamat menyaksikan, Moms!
Baca Juga: Tanpa Obat-Obatan, Ini 4 Cara Alami dan Mudah Agar Moms Cepat Hamil
Source | : | Siaran Pers |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR