Meski vaksin ini dinyatakan aman untuk manusia. Pada uji klinis fase pertama dan kedua yang telah dilakukan di China, ada efek samping yang akan timbul.
"Kita berpatokan pada penelitian. Dari penelitian yang dipublikasikan, ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan 20 sampai 25 persen (dari jumlah orang yang menjadi relawan uji klinis fase satu dan dua)," kata Eddy, Rabu (22/7/2020).
Eddy menuturkan, pada uji klinis fase satu dan fase dua, beberapa relawan yang telah disuntik calon vaksin Covid-19 mengalami radang paru-paru, diare, dan penyakit lainnya.
"Setelah diaudit tidak berhubungan dengan vaksin.
"Dari uji klinis fase satu dan dua, calon vaksin yang dibuat dari virus corona yang dimatikan ini dipastikan tidak menimbulkan penyakit baru.
"Fase satu dan fase dua menunjukkan tingkat keamanan cukup tinggi. Pada fase satu dan dua tidak timbul demam, hanya reaksi lokal nyeri di tempat suntikan tadi," jelasnya.
Lebih lanjut, Ketua Tim Penelitian Uji Klinis Tahap 3 Calon Vaksin Covid 19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Profesor Kusnandi Rusmil mengatakan nyeri bekas suntikan calon vaksin covid-19 tersebut akan hilang dengan sendirinya.
"Nyeri akan hilang sendiri dalam berapa jam, yang nyerinya hilang sampai dua hari paling hanya beberapa orang," jelasnya.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR