Kehadirannya Terlupakan, Penyandang Disabilitas Tak Mendapatkan Sembako dari Pemerintah Bertahan Hidup dengan Belas Kasihan Tetangga
Nakita.id - Semenjak pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu pemerintah memberikan sembako pada masyarakat yang membutuhkan.
Namun sayangnya pemberian sembako tidak menjangkau semua kalangan masyakarat Indonesia yang membutuhkan.
Seperti kasus Nunang, seorang penyandang disabilitas yang tidak menerima sembako dan mengandalkan tetangga untuk bertahan hidup.
Nunang (67), seorang penyandang disabilitas, hidup dalam sebuah gubuk kecil di Dusun Cibollo, Desa Kindang, Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Perempuan asal Sinjai itu sudah 15 tahun tinggal di rumah kayu sempit berukuran 3x4 meter, yang dibuatkan warga secara gotong-royong.
Kini, tangga untuk naik ke rumah itu sudah keropos. Di ruang tamu tak ada kursi, hanya ada tumpukan piring, dan air yang berjejer di ember hitam.
Baca Juga: Cinta Tak Kenal Fisik, Wanita Cantik Ini Terima Lamaran Pasangannya yang Seorang Disabilitas
Jika ingin mencuci pakaian dilakukan di dapur menggunakan air hujan. Jika kemarau dia harus jalan kaki ke mata air.
Nunang hidup berdua dengan sepupunya yang bernama Akbar (30). Kondisi Akbar sama dengan Nunang, keduanya lumpuh.
Nunang mengaku lahir secara normal. "Saya lahir normal tapi pernah sakit parah, tiba-tiba kepala lembek. Akhirnya tangan dan kaki cacat, kejadian itu terjadi lima tahun lalu," kata Nunang, saat ditemui Kompas.com, baru-baru ini.
Baca Juga: Mengharukan! Seorang Siswi Berjalan 4 Km dengan Satu Kaki Agar Bisa Lulus Sekolah
Nunang sangat beruntung memiliki tetangga yang baik hati.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, warga sekitar secara sukarela mengirimkan sembako.
"Yang sering memberikan bantuan sembako pak dusun karaeng Adang, tetangga Soda dan Komunitas Pelajar dan Pemuda Kindang atau KP2K. Syukur masih ada yang peduli," kata Nunang.
Jika kehabisan lauk dan tidak ada uang, mereka terpaksa makan nasi dicampur garam.
Wakil Ketua Umum Komunitas Pelajar dan Pemuda Kindang (KP2K) Adhi sangat prihatin atas kondisi yang dialami Nunang.
"Akhirnya teman-teman KP2K berinisiatif membuka donasi. Hasil donasi itulah dibelikan sembako untuk beliau," tuturnya.
Saat dikonfirmasi, Kaur Umum Desa Kindang Nur Beti (29) mengatakan Nunang memang hidup dari bantuan tetangga.
"Tidak pernah ada bantuan dari pemerintah setempat apalagi BLT-DD," kata Beti.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Bulukumba, Syarifuddin mengatakan, baru mengetahui informasinya kalau ada warga begitu.
"Baru saya tahu. Nanti saya tindaklanjuti," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nestapa Penyandang Disabilitas yang Tak Terima Bantuan Pemerintah, Hidup dari Belas Kasih Tetangga"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR