Keluhan ini tidak hanya dilaporkan oleh Goroly, sebab beberapa orang yang memiliki Covid-19 juga mengungkapkan keluhan yang sama.
Dia tergabung dalam kelompok dukungan untuk pasien Covid-19 di situs jejaring Facebook.
Ternyata Goroly menemukan ada beberapa orang yang mengalami kerontokan sebagai dampak jangka panjang dari gejala penyakit ini.
Kendati gejala rambut rontok karena Covid-19 tidak dicantumkan CDC, namun beberapa dokter telah memperhatikan kondisi para pasien mereka.
"Ini cenderung terjadi pada orang-orang yang memiliki kasus (Covid-19) yang parah," kata Dr Nate Favini, pemimpin medis di Forward, praktik perawatan primer yang mengumpulkan data tentang pasien virus corona di seluruh negeri.
Efek traumatis tubuh terhadap Covid-19
Favini mengatakan pasien yang terinfeksi virus corona baru, SARS-CoV-2, kemungkinan menderita telogen effluvium, yakni suatu kondisi yang membuat rambut berhenti tumbuh dan akhirnya rontok kira-kira tiga bulan setelah peristiwa traumatis.
Sedangkan rata-rata orang sehat akan kehilangan sekitar 100 helai rambut per hari, namun orang dengan telogen effluvium mungkin bisa kehilangan sekitar tiga kali lipatnya.
"Ketika tubuh berada dalam situasi yang sangat menegangkan, pada dasarnya tubuh akan mengalihkan energinya dari menumbuhkan rambut ke hal-hal yang lebih penting," kata Favini.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Riska Yulyana Damayanti |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR