Nakita.id - Daun salam memang mempunyai banyak manfaat, bukan hanya untuk masak saja.
Selain membuat masakan makin sedap, daun salam ternyata bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit..
Sebab daun salam mengandung vitamin C, A, dan asam folat.
Selain itu, daun salam juga mengandung tembaga, selenium, besi, seng, mangan, magnesium, potasium dan kalsium.
Cara untuk mendapatkan manfaat daun salam terbilang cukup mudah.
Baca Juga: Atasi Ketombe dan Hilangkan Kutu Rambut Hanya dengan Daun Salam, Begini Cara Meraciknya
Cukup rebus 3 gelas air dan 10 lembar daun salam ke dalam panci dan pastikan hanya tersisa satu gelas teh daun salam.
Setelah itu, minum rebusan teh daun salam sebelum makan siang dan makan malam.
Meskipun air rebusan daun salam ini sangat bermanfaat, orang-orang dengan masalah seperti ini sebaiknya menghindari minum air rebusan daun salam.
Siapakah yang tidak boleh minum air rebusan daun salam?
1. Penderita diabetes
Pertama, hati-hati jika ingin mengonsumsi daun salam untuk penderita diabetes.
Pada kasus-kasus tertentu, daun salam dapat menganggu kontrol gula darah.
Oleh karena itu, sebaiknya pantau gula darah dengan cermat jika penderita diabetes ingin menggunakan daun salam sebagai pengobatan alternatif.
Sebab, sebuah penelitian pernah menunjukkan bahwa konsumsi dua lembar daun salam dan obat diabetes setiap hari dapat menaikkan kadar gula darah serta risiko kolesterol.
Antioksidan di dalam daun salam juga dapat mengganggu tubuh dalam memproduksi insulin.
Baca Juga: Terungkap, Ternyata Hanya dengan Bakar Daun Salam Bisa Bikin Tubuh Kena Imbas Baik Ini
2. Ibu hamil dan menyusui
Kedua, hati-hati jika ingin mengonsumsi daun salam untuk perempuan hamil dan menyusui.
Beberapa kandungan di dalam daun salam diduga dapat mengganggu produksi ASI meski sampai saat ini belum ada informasi akurat tentang takaran penggunaan daun salam untuk ibu hamil dan menyusui.
Sebaiknya konsultasikan hal ini terlebih dahulu pada dokter sebelum mengonsumsinya.
3. Setelah operasi sesar
Ketiga, hati-hati jika ingin mengonsumsi daun salam bila baru saja menjalani pembedahan karena kandungan dalam daun salam dapat memperlama kesembuhan luka.
4. Sebelum operasi
Keempat, hindari konsumsi daun salam sebagai obat, minimal sejak dua minggu sebelum menjalani operasi.
Daun salam diduga dapat memperlambat kinerja sistem saraf pusat (SSP), jadi dikhawatirkan dapat memiliki efek samping dengan obat-obatan anestesi pada saat menjalani pembedahan dan setelahnya.
Selain itu, jika memasak daun salam dengan utuh sebaiknya dikeluarkan dulu dari masakan sebelum dimakan.
Sebab, memakan daun salah utuh berisiko tersangkut di tenggorokan atau menembus lapisan usus.
Manfaat air rebusan daun salam
1. Jantung
Teh daun salam dapat mencegah stroke dan meningkatkan kinerja jantung.
Sebabnya, di daun salam terkandung fitonutrient, asam caffeic, salicyclate yang bermanfaat untuk kesehatan jantung.
2. Hipertensi
Teh daun salam dapat mengurangi tekanan darah dan melancarkan sirkulasi darah.
Bahkan, kadar kolesterol juga akan menurun.
3. Sembelit
Teh daun salam juga bisa menenangkan sistem pencernaan dan terhindar dari sembelit dengan minum satu gelas dua kali sehari.
4. Batuk
Minum teh daun salam dan menghirup aromanya yang kuat dapat membantu menyembuhkan batuk, masalah pernapasan, pilek dan flu.
5. Ginjal
Jika menderita batu ginjal, cobalah teh daun salam. Namun, sebelum mencobanya perlu konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Baca Juga: Cara Ampuh Mengusir Kecoa dari Rumah dengan Hal Sederhana Ini, Hanya Perlu Daun Salam hingga Gula!
6. Asam urat
Minum teh daun salam dua kali sehari dapat mengurangi kadar asam urat dan mesalah yang berkaitan dengan asam urat.
7. Mengurangi rasa sakit/nyeri
Tidak hanya diminum, minyak ekstrak daun salam juga bermanfaat untuk nyeri karena keseleo, tegang atau radang sendi karena mengandung agen anti-inflamasi.
(Artikel ini telah tayang di GridHITS.id dengan judul "Hati-hati! Meski Bermanfaat untuk Segala Jenis Penyakit Mematikan, Ternyata Minum Rebusan Daun Salam Bisa Mematikan untuk Orang-Orang Ini")
Source | : | GridHITS |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR