Nakita.id - Menumbuhkan sikap mandiri pada anak bisa dilakukan sejak usia dini.
Dalam hal ini, peran orang tua sangat dibutuhkan melalui berbagai kegiatan #FamilyQuality bersama si Kecil.
Salah satu cara menumbuhkan nilai kemandirian adalah dengan barang kesayangan anak, seperti misal boneka atau selimut.
Melansir dari Kompas.com, orang tua sering kesal dengan barang anak-anak yang mulai tidak terawat.
Sebut saja boneka usang atau selimut lama yang robek dan berubah warna karena sering kena ompol.
Melihat itu, Moms pasti ingin membuangnya tapi tidak jarang justru dilarang oleh anak.
Namun siapa sangka kalau barang kesayangan yang sudah usang tersebut justru menjadi objek transisi positif menurut psikolog.
Psikolog mengatakan kalau barang-barang usang dan lama tersebut memberikan kenyamanan dan kepastian pada diri anak.
Itu juga disebut mewakili perasaan dan pengalaman anak terhadap orang tuanya.
Tapi jangan khawatir, objek transisi anak bukan pengganti Moms dan Dads, melainkan indikasi positif ikatan ibu-anak yang sehat yang mendukung tumbuh kembangnya, bahkan membantu mereka menjadi lebih mandiri.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), objek transisi dapat menjadi sumber penting dukungan emosional untuk anak.
"Teman setianya" itu mampu membentengi anak dari kecemasan perpisahan jangka pendek yang harus terjadi untuk memenuhi kebutuhan jangka panjang mereka akan lebih banyak kemandirian.
Seorang Etnolog dan pendiri antropologi psikoanalitik, dr Geza Roheim percaya bahwa barang-barang usang anak itu justru memberikan rasa nyaman yang membuat mereka berani mengambil risiko.
Sebagian besar anak-anak menyimpan objek transisi mereka selama tahun-tahun saat masa prasekolah. Hal ini normal dialmi anak-anak dalam masa itu.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Pediatrics, jurnal American Academy of Pediatrics, para peneliti menemukan bahwa sekitar setengah dari anak-anak yang dipelajari membentuk keterikatan pada suatu objek pada masa bayi.
Dan menariknya, sekitar setengah dari anak-anak tersebut menyimpan barang kesayangan mereka hingga usia 9.
Ada juga penelitian yang memperlihatkan bahwa anak-anak yang secara emosional melekat pada objek transisi tampak lebih dewasa dan bisa berbaur dengan anak lain.
Hanya saja, apabila anak tidak memiliki objek transisi seperti selimut atau boneka, hal itu tak perlu dicemaskan.
Penelitian lain menyebut kalau anak yang tidak punya objek transisi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku saat remaja.
Intinya, Moms harus memahami jika wajar anak memiliki barang yang sangat mereka sayangi.
Bahkan, barang tersebut justru bermanfaat positif untuk tumbuh kembang anak.
Objek kenyamanan ini cocok untuk anak memulai hubungan pertama dan paling penting yang mereka miliki sepanjang hidup mereka.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR