Nakita.id - Wabah virus corona di dunia tampaknya belum mereda.
Begitu juga di Indonesia, jumlah pasien positif Covid-19 pun dikabarkan kian meningkat.
Dikabarkan Nakita.id sebelumnya, wabah virus corona di Indonesia sudah memasuki fase kritis.
Tak tinggal diam, kini Indonesia juga sudah bersiap diri menyambut redanya wabah virus corona.
Salah satunya dengan melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech.
Para relawan pun sudah disuntikkan vaksin Covid-19.
Diharapkan vaksin Covid-19 yang kini sedang diuji klinis bisa siap di awal tahun 2021.
Belakangan ini muncul kabar kalau warga Indonesia bisa mendapat vaksin Covid-19 secara cuma-cuma asal terdaftar BPJS Kesehatan.
Apakah benar begitu?
Setelah kabar tersebut merebak luas, Erick Thohir selalu Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) buka suara.
Dilansir dari Wartakota, Erick Thohir menyebutkan kalau tidak semua masyarakat yang terdata di BPJS Kesehatan dapat vaskin gratis.
Erick Thohir menilai kalau mayarakat yang tergolong memiliki kemampuan ekonomi maka harus membayar vaksin sendiri.
"Kami mengusulkan bila memungkinan untuk masyarakat bisa membayar vaksin mandiri untuk yang mampu," kata dia.
"Jadi yang terdata di BPJS Kesehatan, tapi dengan tingkat daya beli berapa harus mandiri.
Bukan tanpa alasan, aturan itu dibuat untuk menekan cashflow pemerintah.
"Ini upaya kita juga untuk menekan upaya cashflow pemerintah," jelas Erick Thohir.
"Kebutuhan APBN yang selama ini kita tahu juga defisit anggaran terus melebar.
"Dan kalau dilihat dari data-data ekonominya sendiri pemasukan kepada negara cukup rentan," tandasnya.
"Vaksin bantuan pemerintah di mana melalui budget APBN dan data BPJS Kesehatan.
"Nanti ada istilahnya vaksin gratis secara massal yang diharapkan di awal tahun depan," ujar Erick.
Source | : | Wartakota |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR