Nakita.id - Moms, untuk ciri rahim bersih usai kuret saat alami keguguran ternyata tak mengerikan seperti bayangan Moms.
Sebelum mengenal ciri rahim bersih usai kuret, Moms harus tahu dulu nih apa itu kuret.
Nah, biasanya Moms melakukan kuret usai keguguran.
Dalam ilmu kedokteran, kuret merupakan pengangkatan jaringan dalam rahim yang dinamakan Dilatasi dan Kuretasi (D&C).
Baca Juga: Ciri Rahim Bersih Tanpa Kuret Usai Keguguran, Simak Penjelasannya Moms!
Nah, dalam melakukan kuret, dokter melakukan tindakan semacam operasi kecil.
Untuk melakukan kuret pada rahim, dokter biasanya melakukan pelebaran serviks untuk membersihkan sisa-sisa jaringan pada rahim.
Tujuan dilakukan pembersihan setelah alami keguguran salah satunya untuk mencegah terjadinya infeksi.
Untuk mencegah infeksi itulah, Moms harus benar-benar memastikan bahwa jaringan di rahim usai keguguran sudah bersih.
Untuk hal itu perlu dilakukan prosedur D&C.
Yakinlah, setelah melakukan prosedur D&C, Moms akan lebih sehat dan nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari usai keguguran.
Ciri rahim bersih usai kuret:
1. Mual dan muntah karena obat anastesi.
2. Susah bernafas. Tetapi masih bisa dibantu dengan selang oksigen.
Baca Juga: Penting Pahami Prosedur Kuret, Pengaruhi Kesehatan Organ Reproduksi Wanita!
3. Merasa mengantuk setelah beberapa jam akibat obat anastesi.
4. Kram ringan.
5. Pendarahan ringan karena mengeluarkan sisa-sisa jaringan.
6. Menstruasi jadi tepat waktu.
Untuk mencegah terjadinya sesuatu karena Moms baru saja melakukan rahim bersih usai kuret, sebaiknya Moms melakukan hal ini:
1. Disarankan mengonsumsi ibuprofen untuk meredakan nyeri.
2. Istirahat total dalam waktu 1-2 hari.
Baca Juga: Perawatan Pasca Kuret yang Dapat Dilakukan di Rumah, Hemat dan Mudah
3. Jangan memasukkan apapun ke vagina sampai leher rahim benar-benar normal.
4. Konsultasi lebih lanjut jika Moms ingin menggunakan tampon atau berhubungan intim dengan Dads.
BERITA POPULER: Ditemukan 2 Halaman Surat Saat Song Jae Rim Meninggal Dunia hingga Revand Narya Digugat Cerai karena Silent Treatment
Source | : | Mayo Clinic |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR