Nakita.id - Sejak awal Maret 2020 lalu, Indonesia sudah berjibaku dengan wabah virus corona.
Jumlah pasien terjangkit Covid-19 pun dikabarkan masih terus bertambah.
Berbarengan dengan memasuki kehidupan normal baru, pemerintah juga melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19.
Saat ini sejumlah relawan telah disuntikkan calon vaksin Covid-19.
Diharapkan, vaksin Covid-19 tersebut bisa membantu meredakan wabah virus corona.
Bahkan, dicanangkan kalau tahun 2021 warga Indonesia sudah bisa melakukan vaksin massal.
Namun demikian, kenyataan pahit justru kembali dihadapi Tanah Air.
Dilansir dari Tribunnews, peneliti mengungkap temuan kalau Covid-19 sudah bermutasi.
Dulu dikenal dengan SARS-Cov-2, kini mutasi Covid-19 berubah strain virus D614G.
Selain itu, D614G juga bermutasi menjadi tipe lain yaitu Q677H.
Imbas virus corona yang bermutasi tersebut membuatnya lebih cepat menempel pada sel manusia.
Pakar Biomolekular Universitas Airlangga (Unair) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengklaim mutasi ini baru ada di Surabaya.
"Ini menarik apakah dua mutan ini berpengaruh tak cuma ke tingkat kecepatan penyebarannya tapi juga hal lainnya," kata Ni Nyoman.
"Sebulan setelah Indonesia terkonfirmasi ada infeksi Covid-19, mutasi virus sudah ada di Indonesia. Mungkin lebih dulu dari informasi yang ada di Malaysia," ujarnya.
Di Malaysia sendiri, mutasi virus corona D614G disebut punya kemampuan menyebar 10 kali lebih cepat.
Meski begitu, belum ada kesimpulan lebih lanjut mengenai dampaknya, apakah meningkatkan kematian pasien Covid-19 atau tidak.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan hal serupa.
D614G yang ditemukan di Malaysia dan Filipina sudah merambah ke Indonesia.
Indonesia telah mengirimkan 22 whole genome sequence (WGS) terkait virus corona dan ternyata 8 di antaranya mengandung mutasi D614G.
"Dapat dilaporkan bahwa dari 22 WGS yang sudah di-submit oleh seluruh institusi di Indonesia, ada dari Surabaya, dari Bandung, dari Yogya, dari LIPI, dan Eijkman, ada 5 institusi.
"Dari 22 WGS itu ternyata ada 8 yang mengandung mutasi tersebut, mutasi D614G," ujar Amin.
"Itu yang dilaporkan pertama oleh Unair itu dari bulan April, itu satu. Kemudian yang tujuh adalah belakangan, yang dari Tangerang, dari Yogya, dari Bandung, dan dari Jakarta," jelasnya.
Hingga saat ini, Amin menegaskan LBM Eijkman masih terus berusaha mengetahui sudah seberapa luas distribusi mutasi virus corona D614G di tanah air.
"Saat ini teman- teman yang sudah men-submit ke WGS sedang berusaha keras untuk mendapatkan whole genome baru untuk bisa mengetahui sebetulnya seberapa luas distribusinya di Indonesia," ujar Amin.
Artikel ini sudah tayang di Tribunnews dengan judul: Mutasi Covid Ganas Ditemukan di 3 Kota Besar, Pertama Bermutasi di Surabaya, 10 Kali Lebih Menular
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | Yosa Shinta Dewi |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR