Tabloid-Nakita.com - Dokter yang memasang musik saat melakukan tindakan operasi memang sudah dianggap biasa. Tetapi ketika musik yang diputar diatur dengan volume yang kencang, hal ini dianggap aneh oleh Raudiah Elva Ningsih (37), ibu yang menduga salah satu bayi kembarnya hilang ketika bersalin di Rumah Sakit HJ di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Raudiah menuturkan, proses persalinannya di rumah sakit itu terasa janggal karena dokter menyetel musik kencang sepanjang operasi. Semula ia berpikir, musik itu untuk menenangkannya selama operasi. Namun sejak kehilangan salah satu bayi kembarnya, Raudiah menaruh curiga.
"Saya sebelumnya sudah pernah melahirkan, tapi baru kali ini waktu melahirkan distel musik kencang. Dulu saya melahirkan di RS Budhi Asih tidak begitu (tak ada musik)," kata Raudiah, saat mengadu ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (15/6/2016).
Baca: Raudiah Menangis, Bayi Kembarnya "Hilang" Satu
Meski dibius, Raudiah mengatakan ia dalam kondisi sadar, tetapi hanya dapat melihat dan mendengar. Ia merasa musik itu sengaja diputar kencang agar ia tidak mendengar pembicaraan dokter selama proses operasi melahirkan.
Keluarga Raudiah sudah pernah meminta pihak rumah sakit untuk memperlihatkan rekaman CCTV ruang operasi. Namun, pihak RS HJ menolak dengan alasan hanya pihak berwajib yang dapat melihatnya.
"Katanya hanya penyidik saja yang boleh," kata ibunda Raudiah, Kursia (56), pada kesempatan yang sama.
Salah satu bayi kembar Raudiah diduga hilang setelah menjalani operasi melahirkan di RS HJ. Berdasarkan hasil USG di Puskesmas Jatipadang, Pasar Minggu (5/1/2016) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur (22/3/2016), Raudiah akan melahirkan dua bayi. Namun setelah dioperasi, pihak rumah sakit menyatakan bahwa Raudiah hanya memiliki satu anak.
Kasus itu sudah dilaporkan ke Polres Jakarta Timur. Namun, pihak kepolisian masih belum bertindak. Kini Raudiah mendapat pendampingan dari Komnas PA dalam kasus itu.
(Kompas.com/Robertus Belarminus)
KOMENTAR