"Namun tidak selalu menggunakan liur juga, karena pada liur selain mengandung anti bakteri, tapi kan dia ada di mulut yang merupakan area tubuh yang punya banyak kumpulan bakteri,
nah itu juga yang tidak pernah kita rekomendasikan. Di mana pun itu tidak ada yang merekomendasikan untuk menggunakan liur." tambahnya.
Selain itu dr. Adisaputra Ramadhinara juga mengatakan kita harus membersihkan luka dengan air yang cukup banyak.
"Belum lagi ketika membersihkan luka, kita harus membersihkan dengan jumlah air yang cukup, sebab kita harus membilas segala kotoran dan bakteri agar bisa hilang dari permukaan luka.
Nah logikanya, memakai liur, itu jumlahnya seberapa banyak sih? Jadi menurut saya itu tidak higienis, dan tidak etis." tegasnya.
Selain itu ada juga mitos lain yang dibeberkan oleh beliau.
"Jadi jangan ya, mungkin ini baru satu jenis nih, liur. Tapi masih banyak banget (cara) lain kayak pakai cabai ditumbuk,
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR