Nakita.id - Menjaga #FamilyQuality artinya Moms perlu pintar-pintar menjalin hubungan dengan Si Kecil.
Meskipun tujuan utamanya untuk menjalin kedekatan, tetapi bukan berarti Moms tidak bisa marah dengannya.
Marah disini artinya menegur ketika ia melakukan kesalahan, tidak disiplin, atau terlontar kata-kata yang tidak baik.
Tetapi jangan sampai amarah Moms justru membuat #FamilyQuality malah berantakan.
Tanpa sadar ketika amarah tengah memuncak biasanya kalimat-kalimat yang tidak diinginkan keluar menuju kepada Si Kecil.
Atau mungkin sudah biasa hingga dianggap kalimat tersebut harusnya menjadi motivasi.
Melansir dari kompas.com, inilah kalimat-kalimat yang perlu dihindari.
"Kenapa kamu enggak bisa seperti.."
Biasanya kalimat ini terlontar ketika Moms menemukan anak lain sepantaran Si Kecil mampu melakukan hal yang ia tidak bisa lakukan.
Mungkin maksud Moms baik yaitu membuat Si Kecil termotivasi agar ia menjadi lebih baik.
Nyatanya membandingkan seperti itu justru akan menjadikan Si Kecil rapuh di dalam hatinya.
Nantinya Si Kecil akan terus memendam di dalam hatinya dan akhirnya akan berontak dan timbulan pertikaian dengan anak yang dianggap Moms lebih baik.
Daripada membandingkannya, alangkah lebih baik kalau Moms mencontohkan Si Kecil dan memberikannya bantuan atas hal yang tidak dikuasainya.
Pada dasarnya tiap anak memiliki kemampuan dan keahliannya masing-masing sehingga penting bagi Moms untuk mengetahui minat dan bakat Si Kecil dibandingkan membandingkannya dengan anak lain.
"Tunggu sampai Mama pulang nanti"
Biasanya kalimat ini terlontar ketika Moms dan Dads tengah di luar rumah dan Si Kecil menelepon untuk mengadu bahwa tidak bisa menyelesaikan satu hal.
Moms akan menjanjikan Si Kecil dengan memintanya menunggu di rumah hingga Moms pulang untuk diselesaikan.
Tapi hal ini justru menunjukkan bahwa Moms tidak memiliki kontrol akan situasi di sekiar Si Kecil.
Alhasil ia akan menganggap sepele atas otoritas yang Moms miliki.
"Bandel banget sih!"
Biasanya kalimat ini terlontar ketika Moms sudah terlanjur emosi karena Si Kecil sulit diberi tahu.
Tapi Moms semarah apa pun sebaiknya kalimat ini tidak diucapkan.
Pasalnya Si Kecil hanya mendengar, ia tidak tahu apakah memang dirinya memiliki label anak bandel atau Moms sekadar menakut-nakuti saja.
Moms harus marah terhadap sifat tidak baik yang Si Kecil lakukan bukan marah kepada anaknya.
Contohnya Moms menyebutkan kata itu karena Si Kecil sering melempar mainan ke pada pengasuhnya.
Tegur Si Kecil untuk berhenti melemparkan mainan atau ia harus menerima hukuman, bukan menegurnya dengan cara menyebutkan bandel atau nakal karena sering lempar mainan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR