Tabloid-Nakita.com - Hari Raya Idul Fitri sebentar lagi tiba. Salah satu tradisi yang tak pernah ketinggalan adalah acara saling berkunjung atau keluarga besar berkumpul bersama. Itulah yang disebut silaturahim, dalam bahasa Arab berarti menyambung hubungan.
Sebetulnya, kita bisa bersilaturahim dengan kerabat kapan saja. Namun, momen hari raya dianggap istimewa karena hari itu, selain berkumpul ada momen bermaaf-maafan. Bagi anak-anak, momen Lebaran bisa digunakan untuk mengenal seluruh keluarga besar dan kerabat. Sebab, kerabat yang biasanya sibuk, di hari Lebaran itu mereka menyempatkan diri untuk datang. Jadi si anak punya kesempatan melihat semua om, tante, kakek-nenek, dan sepupunya.
Ajang berkumpulnya keluarga besar satu tahun sekali ini juga membuat anak memiliki kesempatan belajar berbagai tradisi dan norma-norma sosial yang berlaku di keluarga besarnya, baik dari pihak Papa maupun Mama. Kemampuan melihat berbagai tradisi ini, akan membuat si kecil kelak mudah beradaptasi.
Lalu, apa sebenarnya manfaat silaturahim untuk anak?
Nah, agar Mama Papa tak segan mengajak anak bersilaturahim, mari kita jabarkan, apa saja manfaat silaturahim, terutama bagi si prasekolah:
1. Jelas sudah disebutkan di awal, untuk anak usia prasekolah, mereka bisa mengenal saudara-saudaranya, meskipun baru melihat dan belum melakukan interaksi. Dengan berkumpul bersama keluarga besar, anak juga belajar mengenai keterampilan
berkomunikasi. Sebabnya, berada dalam ruangan yang terdapat beragam orang dengan berbagai usia memerlukan suatu latihan penyesuaian tersendiri. Sambil beradaptasi, anak juga akan belajar untuk bersosialisasi.
2. Secara khusus, bersilaturahim di hari Lebaran juga menambahkan arti untuk saling memaafkan. Si anak juga melihat bahwa sebagai manusia yang bersama-sama hidup di bumi, apalagi masih bersaudara, perlu adanya keterbukaan untuk saling bermaafan. Kelak, si prasekolah menjadi terbiasa dan sanggup untuk untuk memberi maaf dan meminta maaf karena dua hal ini merupakan hal
penting dalam hubungan antarmanusia.
3. Biasanya saat berkumpul, keluarga yang datang juga membawa buah tangan dalam bentuk makanan. Kebiasaan ini dapat mengajarkan si prasekolah untuk berbagi.
4. Di usia prasekolah, Mama Papa sudah dapat mengenalkan silsilah keluarga dan hubungan kekerabatan. Orangtua juga bisa mengenalkan dengan cara memanggil mereka. Misalkan, anak harus memanggil tante atau bude untuk kakak perempuan ibunya. Misalnya, “Ini Bude Liliek, kakak Mama. Seperti kamu dengan Kakak di rumah. Mama sama Bude Liliek juga saling menyayangi.” Menjelaskan hubungan kekerabatan ini akan melanggengkan silaturahim. Terutama mengingat masyarakat yang tinggal di kota-kota
besar cenderung sibuk dengan urusan masing-masing hingga relatif jarang bertemu.
5. Saat anak-anak bertemu dengan kerabat, Mama Papa harus berperan aktif untuk menjelaskan sosok yang dijumpainya. Di usia prasekolah, pola berpikir anak masih dalam tahap konkret sehingga perlu dilihatkan dengan sesuatu yang belum pernah dilihatnya. “Misalnya, ini lo Om Toni, adik Papa yang Papa ceritakan itu. Waduh, Papa sama Om Toni ini waktu kecil senangnya naik-naik pohon di halaman depan, tuh di sana. Sampai dicariin Eyang Putri.”
Positifnya, dengan penjelasan ini si prasekolah mendapat gambaran bahwa ada orang-orang yang sangat berarti bagi orangtua. Masa kecil dan remaja orangtua dihabiskan dan diisi dengan berbagai macam hal dengan anggota keluarga tersebut. Ini untuk memperlihatkan bahwa persaudaraan, meskipun terkadang berselisih pendapat, tapi yang dipentingkan adalah kekompakan. Sangat besar kan, manfaat mengajak anak silaturahim saat Lebaran?
(Santi Hartono/Berbagai Sumber)
KOMENTAR