Setelah tiba, gejalanya berkembang lebih jauh, dan yang bersangkutan dinyatakan positif empat hari kemudian.
Pada 10 Maret, pelacakan kontak telah dilakukan kepada 217 penumpang di dalam penerbangan Vietnam Airlines.
Peneliti mengatakan, sebelum melakukan penerbangan, perempuan itu telah melakukan perjalanan ke-15 provinsi di Vietnam.
Namun, tidak ada bukti kuat yang mendukung potensi penularan Covid-19 kepada orang lain di luar pesawat.
Baca Juga: Ingin Bebas Bersepeda Tapi Tetap Aman di Masa Pandemi Covid-19? Ini 5 Hal yang Wajib Diperhatikan
Risiko infeksi paparan Covid-19
Mengutip Daily Star (21/9/2020), disebutkan bahwa penularan virus tersebut muncul karena adanya kedekatan tempat duduk di mana tindakan ini meningkatkan risiko infeksi paparan Covid-19.
Adapun kedetakan tempat duduk ini lebih dimungkinkan terjadi di kelas ekonomi.
Para peneliti menyimpulkan, praktik jarak sosial saat ini dengan mengosongkan kursi tengah dalam penerbangan tampaknya tidak cukup untuk mencegah penularan.
Dari paparan studi tersebut, risiko penularan SARS-CoV-2 di dalam pesawat selama penerbangan panjang adalah nyata dan berpotensi menyebabkan munculnya klaster Covid-19.
Laporan tersebut merekomendasikan bahwa langkah-langkah skrining dan pencegahan infeksi sebaiknya diperketat, terutama bagi mereka yang berpergian dari negara-negara dengan kasus virus corona yang tinggi.
"Temuan kami menyerukan skrining yang diperketat dan tindakan pencegahan infeksi oleh otoritas kesehatan masyarakat, regulator, dan industri penerbangan," ujar dia.
Studi menyebutkan, setiap bandara dan pesawat harus mewajibkan penggunaan masker bagi penumpang dan awak pesawat.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR