Nakita.id - Sudah kurang lebih dua bulan kita mendampingi Si Kecil sekolah di rumah selama pandemi Covid-19.
Sembari mendampingi Si Kecil sekolah di rumah Moms dan Dads menjalankan WFH atau mengurus pekerjaan rumah tangga.
Mendampingi Si Kecil sekolah di rumah sembari WFH atau mengurus pekerjaan rumah tangga memang tidak mudah.
Oleh karena itu, Moms dan Dads membutuhkan tips dari ahli untuk menyeimbangkan keduanya.
Rosidiana Setyaningrum, Psikolog Anak, dalam acara Tokopedia X POPAC 2020 memberikan tips Mencetak Anak Unggul di Masa Pandemi.
Tantangan
"Sekolah online memang lebih sulit terutama karena fokus anak-anak pasti berkurang. Kenapa? Kalau di sekolah anak-anak memiliki kegiatan yang lebih bervariasi.
Anak-anak di bawah umur 8 tahun biasanya mereka tidak hanya diam duduk belajar. Biasanya mereka mengambil botol, pensil, bisa lari-lari, dan lainnya.
Ada waktunya main di luar, istirahat, sementara saat ini yang mereka lakukan duduk di depan komputer/handphone supaya mereka bisa mengikuti pelajaran," kata Rosdiana.
Kemudian Rosdiana mengatakan ujungnya yang mendapatkan harus mengajarkan anak sekolah online dan buat PR, orangtua.
Selain tantangan fokus anak diuji dalam sekolah online, Rosdiana juga mengungkapkan tantangan pada anak yang lebih besar.
"Keinginan mereka untuk ketemu teman itu besar sekali. Karena banyak anak termasuk saya kalau ke sekolah senang karena bertemu teman dibanding mau belajar.
Nah semakin anak besar keinginan untuk bergaul juga besar. Jadi ada di rumah, semua di kerjakan online, ketemu teman juga lewat media sosial, pasti akan berat buat mereka.
Sementara buat kita kerjaan juga banyak, belum kerjaan tambahan menyemprotkan belanjaan yang baru datang, cuci tangan, cuci baju, dan lainnya.
Jadi namanya tantangan harus dihadapi karena pilihan kita cuma dua. Kita menghadapi tantangan itu dan menjadi orang yang lebih baik. Atau kita kalah sama tantangannya. Dan yang kalah sama tantangan itu pasti bukan pilihan kita." jelas Rosdiana.
Baca Juga: Pandemi Mengubah Cara Hidup, Tiru Kiat Dampingi Anak Belajar dari Rumah Selama Covid-19 Berikut Ini
Rosdiana mengungkapkan orangtua harus menang melawan tantangan ini. Ia pun memberikan tips sekolah online untuk anak-anak.
Atur suasana belajar seperti di kelas
"Khusus buat anak-anak ada beberapa usulan yang mau saya berikan. Pertama, coba atur suasana belajar seperti di kelas. Seperti pojokan ruangan khusus untuk dibuat jadi kelas.
Misalnya kita taruh papan tulis, ada meja-kursi, permainan edukatif, dan lainnya jadi anak kalau belajar memang di situ," kata Rosdiana.
Rosdiana kemudian mengungkapkan otak manusia bekerja karena kebiasaan. Itu salah satu alasan anak-anak sekolah harus pakai seragam. Atau kita kalau kerja atasan-bawahan kerja.
"Karena sebetulnya otak kita punya seperti slot. Kalau di rumah tempat istirahat, di kantor tempat bekerja. Kalau kita pakai baju main itu mau jalan-jalan.
Kalau kita pakai baju kerja itu kita mau kerja. Jadi kalau kita dan anak-anak pakai baju atas dan bawah lain, otak kita agak bingung.
Jadi ini kerja atau main ya? Biasanya fokus kita akan lebih sulit. Kita aja sulit apalagi anak-anak, begitupun suasana kelasnya.
Kalau anak-anak belajar di kamar dan di situ ada mainan dan tempat tidur, dia akan bingung ini belajar atau main atau tidur.
Jadi setting tempat kira-kira seperti kelas," jelas Rosdiana.
Biarkan anak bergerak sebelum kelas online
Rosdiana mengungkapkan anak-anak butuh bergerak supaya fokus sekolah online. Kalau dibiarkan diam-duduk malah tidak fokus.
"Apalagi di depan gadget ini, fokus kita lebih rendah ternyata. Dan ingatan kita akan lebih cepat rusak," jelas Rosdiana.
Rupanya memang selain otak kita bekerja dengan ruangan-ruangan, kita itu sebetulnya semakin fokus kalau kita bergerak, ucap Rosdiana.
"Jadi anak-anak bergerak tidak usah terlalu lama juga. Misalnya kita kasih senam ringan atau joget-joget dengan lagu yang ia suka sekitar 5-10 menit saja," tambahnya.
Setelah anak belajar 30 menit dan pas istirahat ajak anak berdiri dari kursinya dan biarkan Si Kecil jalan dulu.
"Jangan kasih gerakan terlalu ekstrim yang bikin anak capai. Kebetulan ruang gerak anak di rumah tidak sebegitu ya.
Kita juga harus observasi juga, anak kita harus bergerak berapa lama supaya membuat dia fokus. Karena balik lagi setiap anak itu beda," sambungnya.
Diskusi dengan guru
Ketika Moms dan Dads tidak tahu tentang pelajaran anak bisa diskusikan kepada guru.
"Jadi ga usah kecil hati tidak bisa mengajari anak-anak, memang bukan kerjaan kita. Apa sih baiknya untuk kita lakukan untuk membantu anak kita kurang mengerti," jelas Rosdiana.
Menjalankan tugas orangtua
"Tapi tugas kita tetap satu, menjalankan tugas orangtua. Apa? Membuat tugas perkembangan anak kita itu selesai/berjalan dengan baik," tambah Rosdiana.
Rosdiana mengungkapkan lihat situasi mendampingi sekolah online Si Kecil sebagai kesempatan mengembangkan kepribadian anak.
Kepribadian anak cuma bisa dikembangkan oleh orangtua bukan oleh sekolah. Kepribadian anak itu selesai umur 12 tahun.
Setelah itu apakah masih bisa berkembang? Bisa tetapi lebih sulit.
Tugas perkembangan orangtua selama mendampingi anak sekolah online:
- Mandiri: anak kita harus mandiri karena mempengaruhi ke rasa percaya diri.
Contoh: biarkan anak-anak bereskan mainan sendiri, tidak perlu menemani misalnya anak sekolah 4 jam kita duduk di sampingnya 4 jam.
- Tanggung jawab: pada anak yang lebih besar ajarkan mereka belajar tanggung jawab.
Contoh: jika tidak mengerjakan PR di hukum guru yasudah, bukan Moms dan Dads yang harus melindungi anak.
- Menerima Risiko
- Mengenal emosi
- Pengalaman belajar menyenangkan: contoh: membacakan buku kalau di rumah, sambil masak belajar berhitung.
Akhirnya anak melihat belajar dan membaca ternyata banyak gunanya dan menyenangkan bukan sekedar di suruh oleh sekolah.
"Jadi hindari ngomel-ngomel saat anak sekolah online. Orangtua saya saja ngomel kok, berarti terbukti ini benar kalau sekolah tidak menyenangkan.
Akibatnya nanti anak tidak mau jadi pembelajar seumur hidup," tutup Rosdiana.
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR