"Dengan miliaran dosis yang dibutuhkan per tahun selama beberapa dekade mendatang, penting bagi kita untuk tidak bergantung pada sumber daya hewan liar," ujar dia.
"Ini dapat merugikan spesies hiu yang diburu untuk diambil minyaknya, dan ini bukan merupakan rantai pasokan yang dapat diandalkan," lanjutnya.
Di sisi lain, kelompok ini telah menyiapkan petisi online terkait penghentian penggunaan hiu dalam vaksin Covid-19. Petisi telah ditandatangani hampir 9.500 orang dari target 10.000 orang.
Squalene pada non-hewani Squalene yang terbuat dari minyak hati ikan hiu paling sering digunakan karena murah dan mudah didapat.
Tapi, struktur kimia senyawa squalene sama pada hiu dan alternatif non-hewani, berarti efektivitasnya dalam vaksin harus identik terlepas dari sumbernya.
Semua tumbuhan dan hewan menghasilkan squalene sebagai perantara biokimia, di mana dapat diproduksi dari sumber non-hewani termasuk ragi, tebu, dan minyak zaitun.
Shark Allies mengatakan, salah satu produsen squalene, Amyris, yang berbasis di Silicon Valley California, menggunakan proses yang mengambil squalene dari tebu.
Dalam pernyataan terbarunya, perusahaan mengklaim dapat memproduksi squalene untuk satu miliar vaksin dalam waktu kurang lebih selama satu bulan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR