Nakita.id - Stamina selama proses persalinan dari awal sampai akhir memang harus terus terjaga.
Hal ini sangat perlu dipersiapkan Moms, selain menyiapkan peralatan untuk si Kecil.
Saat memasuki trimester ketiga, Moms harus lebih memerhatikan kesehatan dan juga stamina tubuh demi memperlancar proses persalinan.
Yakni dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat baik untuk menjaga stamina ibu hamil.
Baca Juga: Yuk Moms, Kenali Proses Persalinan dari Awal sampai Akhir Jika akan Jalani Persalinan Normal
Mengutip dari Pregnancy Magazine, saat hamil, Moms membutuhkan zat gizi tambahan lain.
Beberapa di antaranya seperti asam folat, zat besi, kalsium, dan DHA.
Tambahan gizi tersebut sangat bermanfaat menjaga stamina ibu hamil dan menjelang persiapan.
Nah, berikut adalah nutrisi yang dibutuhkan Moms agar stamina baik selama proses kehamilan hingga persalinan.
1. Asam folat
Ibu hamil membutuhkan asupan asam folat sebanyak 600 mcg per-hari.
Asupan tersebut penting untuk membagun dan perkembangan sistem saraf si Kecil dalam janin, terutama saat trimester awal kehamilan.
Tak hanya untuk menjaga stamina selama proses persalinan dari awal sampai akhir, asam folat biasanya asam folat bisa dikonsumsi dari suplemen yang disarankan dikonsumsi sejak tiga bulan sebelum kehamilan hingga 12 minggu pertama kehamilan.
Asam folat terbukti menurunkan secara signifikan kasus kerusakan tabung saraf, seperti spina bifida.
Selain dari suplemen, asam folat juga terdapat pada makanan seperti sayuran berdaun hijau, buah-buahan, susu, hati, kacang merah, kuning telur, dan sereal.
Baca Juga: Tak Hanya Gizi Saat Hamil 2 Bulan, Inilah yang Harus Dilakukan di Awal Trimester
Baca Juga: Suami Siaga Seperti Stefan William Picu Kehamilan Sehat Seperti Celine Evangelista, Ini Alasannya!
2. Zat besi
Selain asam folat, zat besi juga penting untuk menjaga dan membentuk hemoglobin bagi ibu hamil.
Hemoglobi atau sel darah merah memiliki peran penting membawa oksigen dan makanan ke janin.
Jika kekurangan zat besi selama hamil, dikhawatirkan Moms mengalami anemia sehingga mengalami kekurangan darah yang membuat Moms membutuhkan transfusi darah.
Bahkan risikonya juga bisa sampai pada janin.
Janin berisiko mengalami gangguan pembentukan otak janin dan membuat bayi lahir dengan berat badan rendah atau prematur.
Agar proses persalinan dari awal sampai akhir aman dan juga stamina selama hamil terjaga, ibu hamil biasanya membutuhkan zat besi sebanyak 33 mg per hari.
Zat besi dapat diperoleh dari makanan sehari-hari, seperti sayuran berdaun hijau, tempe, udang, kerang, daging/hati sapi, ayam, ikan, kacang merah, kentang, dan roti gandum.
3. Kalsium
Kandungan yang tidak kalah penting selanjutnya yakni kalsium.
Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang janin yang dimulai antara minggu ke-4 hingga ke-6.
Baca Juga: Mual dan Muntah Dianggap Ciri Kehamilan Sehat, Ternyata Berisiko Bagi Janin Lho Moms
Jika calon ibu menemukan gejala berikut: kerap mengalami gusi berdarah, gusi sering terasa sakit, HB rendah, sering lesu, mengalami pegal-pegal, dan sering mengalami kram pada kaki, itu pertanda kekurangan kalsium.
Tak hanya itu, janin yang kekurangan kalsium akan mengambilnya dari cadangan kalsium pada tubuh calon mama, hal ini membuat calon Ibu berisiko tinggi mengalami keropos tulang.
Kebutuhan kalsium ibu hamil biasanya sekitar 950 mg per hari.
Kalsium yang dibutuhkan sekitar 500 mg.
Kalsium terdapat pada makanan sehari-hari, kalsium banyak terdapat pada susu, keju, telur, ikan (semua ikan bertulang lunak seperti teri dan sarden), ayam, daging, juga sayuran berdaun hijau dan kacang kedelai.
4. DHA
DHA (Docosahexaenoic acid) adalah komponen terpenting bagi ibu hamil.
DHA sebagai asam lemak utama pada otak dan berhubungan erat dengan pertumbuhan otak janin.
Jika ibu hamil kekurangan DHA saat hamil, maka janin berisiko mengalami gangguan pertumbuhan otak.
Untuk mengantisipasinya, Moms bisa mengonsumsi makanan yang mengandung DHA seperti yang terkandung dalam ikan laur dalam, daging, telur, minyak ikan, dan susu yang diperkaya DHA. Kebutuhan DHA pada bumil adalah 200—300 mg per hari.
Baca Juga: Dianggap Normal, Ternyata Melahirkan di Usia Kandungan 37 Minggu Berisiko Alami Kematian Lebih Besar
Source | : | Pregnancy Magazine |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR