Merasa Terbiasa dengan Keputihan? Coba Cek Berbagai Penyebab Keputihan Normal dan Tidak Normal yang Terjadi
Nakita.id - Keputihan pada wanita memang dianggap fenomena tubuh yang normal dan terjadi secara berulang.
Sebab keputihan sendiri sudah menjadi bagian dari wanita, biasanya penyebabnya adalah perubahan hormon.
Namun jika keputihan sudah memiliki bau tak sedap hingga menyengat, bewarna kuning atau hijau, dan kental, sepertinya itu perlu perhatian khusus.
Infeksi jamur, virus, atau bakteri biasanya dapat menjadi penyebab keputihan yang tidak normal.
Baca Juga: Sudah Menikah Bertahun-tahun Tak Kunjung Miliki Momongan? Awas, Penyebabnya Bisa Jadi Berasal dari 5 Hal Tak Terduga Ini
Jika Anda melihat keluarnya cairan yang terlihat tidak biasa atau berbau busuk, temui dokter untuk diagnosis dan pengobatan.
Berikut ini adalah beragam penyebab keputihan pada wanita untuk bisa diketahui:
1. Pengaruh hormon
Keputihan yang normal menjadi tanda tubuh berfungsi dengan sehat.
Ini cara tubuh wanita membersihkan dan melindungi vagina.
Baca Juga: Benarkah Keputihan Jadi Tanda Keguguran Hamil Muda? Waspada Jika Muncul Warna Seperti Ini
Misalnya, pengeluaran cairan meningkat seiring dengan gairah seksual dan ovulasi.
Melansir dari Healthline, olahraga, penggunaan pil KB, dan stres emosional juga dapat menyebabkan keluarnya cairan keputihan.
Keputihan normal juga dapat terjadi setidaknya 6 bulan sebelum wanita mengalami menstruasi untuk pertama kalinya.
Kondisi ini dipengaruhi pula oleh perubahan hormon di dalam tubuh. Keputihan yang tidak normal biasanya disebabkan oleh infeksi.
Baca Juga: Rutin Minum Air Rendaman Ketumbar Selama 7 Hari, Jangan Kaget Bila Tubuh akan Alami Perubahan Ini
2. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah infeksi bakteri yang cukup umum terjadi pada wanita.
Vaginosis bakterialis bisa dialami wanita karena terganggunya keseimbangan flora normal di dalam vagina.
Pada umumnya, tubuh wanita memiliki bakteri baik yang berfungsi melindungi tubuh dari bakteri jahat yang dapat menyebabkan infeksi.
Tapi, pada penderita vaginosis bakterialis, jumlah bakteri baik di dalam vagina berkurang, sehingga tidak mampu melawan infeksi.
Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan keputihan yang memiliki bau menyengat, busuk, dan terkadang amis, meskipun jarang menimbulkan gejala dalam beberapa kasus.
Wanita yang menerima seks oral atau yang memiliki banyak pasangan seksual memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular infeksi bakteri ini.
3. Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah jenis infeksi lain yang dapat menjadi penyebab keputihan tidak normal.
Trikomoniasis disebabkan oleh protozoa, atau organisme bersel tunggal Trichomonas vaginalis.
Baca Juga: Keputihan Memang Wajar Terjadi, Tapi Bila Tanda-tanda Ini Muncul Saat Keputihan Maka Moms Harus Waspada
Infeksi biasanya menyebar melalui hubungan seksual, tetapi juga dapat ditularkan dengan berbagi handuk atau pakaian renang.
Infeksi ini bisa menghasilkan cairan keputihan berwarna kuning atau hijau yang memiliki bau tidak sedap.
Nyeri, radang, dan gatal juga merupakan gejala umum trikomoniasis, meskipun beberapa orang tidak mengalami gejala apa pun.
4. Infeksi ragi vagina
Yeast infection atau infeksi ragi vagina adalah infeksi jamur yang dapat menghasilkan cairan keputihan berwarna putih seperti keju cottage selain sensasi terbakar dan gatal.
Kehadiran jamur di vagina adalah normal, tetapi pertumbuhannya bisa berlipat ganda di luar kendali dalam situasi tertentu.
Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan kemungkinan wanita terkena infeksi ragi vagina:
- Stres
- Diabetes
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Luka Jahitan Setelah Melahirkan Normal Sakit
- Penggunaan pil KB
- Kehamilan
- Penggunaan antibiotik, terutama penggunaan jangka panjang selama 10 hari 5.
Gonore dan klamidia Gonore dan klamidia adalah infeksi menular seksual (IMS) yang dapat mengeluarkan cairan keputihan abnormal.
Cairan keputihan yang keluar biasanya berwarna kuning, kehijauan, atau keruh.
Baca Juga: Berat Janin 12 Minggu Ternyata Sebesar Buah Plum, Perhatikan Pula Perubahan yang Moms Rasakan Ini
5. Penyakit radang panggul
Melansir WebMD, pelvic inflammatory disease (PID) atau penyakit radang panggul adalah infeksi yang sering menyebar melalui hubungan seksual.
Itu terjadi ketika bakteri menyebar ke vagina dan ke organ reproduksi lainnya.
Infeksi bakteri ini dapat menghasilkan cairan keputihan yang banyak dan berbau busuk.
PID biasanya disebabkan oleh infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau gonore. Seorang wanita mungkin tidak melihat gejala PID tahap awal.
Baca Juga: 4 Hal Ini Mungkin Terjadi Pada Tubuh Moms Selama Trimester Pertama, Apa Saja?
Tetapi, ketika infeksinya semakin parah, wanita dapat merasakan sejumlah gejala.
Berikut ini beberapa gejala PID selain keluar cairan keputihan banyak dan berbau busuk:
- Nyeri di perut bagian bawah dan panggul
- Pendarahan antar periode haid
- Sakit saat berhubungan seks
- Demam dan menggigil
- Sakit saat buang air kecil
Baca Juga: Apakah Lendir pada Serviks Merupakan Gejala Awal Kehamilan? Berikut Penjelasannya Moms!
6. Infeksi human papillomavirus (HPV) atau kanker serviks
Infeksi human papillomavirus (HPV) disebarkan melalui hubungan seksual.
Infeksi ini dapat menyebabkan kanker serviks.
Meskipun mungkin tidak ada gejala, jenis kanker ini dapat mengeluarkan cairan keputihan berdarah, cokelat, atau encer dengan bau yang tidak sedap.
Kanker serviks dapat dengan mudah diskrining dengan Pap smear tahunan dan pengujian HPV.
Jika Anda merasa mengalami keputihan yang tidak normal atau tidak biasa bersamaan dengan gejala tertentu lainnya, akan lebih baik jika sesegera mungkin dapat menemui dokter.
Baca Juga: Ternyata Stres Bisa Menjadi Salah Satu Penyebab Miss V Kering Loh Moms
Gejala lain yang harus diperhatikan, yakni:
- Demam
- Nyeri di perut
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Sering merasa lelah
- Peningkatan buang air kecil
Dokter bisa membantu Anda mengetahui penyebab keputihan dan mengatasinya jika memang bermasalah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 7 Penyebab Keputihan pada Wanita yang Perlu Diketahui
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR