Namun air garam bisa menguranginya dengan cara mengeringkannya.
Air garam bekerja dengan cara yang sama, baik itu disuntikkan ke dalam tubuh atau diserap lewat kulit setelah pasien berendam atau mencelupkan perban ke dalam air garam.
Hal ini bisa menjelaskan mengapa pasien rematik yang berendam di air panas pegunungan merasakan gejala sakitnya berkurang.
Baca Juga: Bila Dibiarkan, Rematik Bisa Merusak Ginjal Bahkan Menyebabkan Kebutaan!
"Kami menemukan cairan hipotonik atau rendah kandungan garamnya, justru mengaktifkan peradangan pada level molekul," kata Dr.Pablo Pelegrin, salah satu peneliti.
Ia menambahkan, penggunaan osmoterapi (dehidrasi) dengan cairan hipertonik atau tinggi garam bisa membantu dalam tata laksana penyakit peradangan pada persendian, seperti artritis reumatoid.
Apalagi, sampai saat ini belum ada obat yang bisa mengobati artritis reumatoid yang termasuk dalam penyakit autoimun itu.
Baca Juga: Gejala Rematik Bisa Diredakan dengan Minyak Esential Ini, Yuk Coba Moms!
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Gabriela Stefani |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR