Nakita.id - Slime bulankah hal baru di Indonesia.
Tidak hanya anak kecil, orang dewasa pun banyak yang menyukai mainan ini.
Mainan dengan tektur elastis dan berwarna–warni ini membuat orang yang memainkannya senang dan stres pun dirasa hilang.
BACA JUGA: Seorang Ayah Mengeluarkan Isi Mainan Anaknya, Ternyata Mengerikan
Sekarang ini banyak sekali video bertemakan slime di Youtube.
Dari jenisnya sampai cara membuatnya sudah banyak yang mengunggahnya.
Secara ilmiah, slime termasuk ke dalam cairan non-newtonian atau sifat cairan yang tiak mengikuti hukum Newton.
Hukum Newton mengatakan tingkat kentalan cairan konstan dan tidak berubah, seperti air yang akan terus cair, mengikuti wadahnya atau menyesuaikan bentuk tidak tergantung pada berapapun tekanan yang diciptakan pada air tersebut.
Berbeda dengan slime yang tingkat kekentalannya akan berbeda tergantung tekanan yang diberikan pada cairan ini.
Bahan utama dari mainan ini adalah lem (PVC dan PVA) dan cairan boraks (ynag terdapat dalam detergen)
BACA JUGA: Tanpa Disadari Moms! Mainan Teman Mandi Si Kecil ini Ancam Kesehatan
Nah, boraks atau tetrasodium bortae bisa bersifat iritatif atau melukai kulit.
Ada sebuah kasus yang pernah terjadi pada seorang anak perempuan (11) bernama Kathleen dari Massachusets, Amerika, mengalami luka bakar setelah bermain slime.
Saat itu ia bermain slime di rumah temannya dan malam harinya, Kathleen kesakitan dengan tangannya yang memerah.
Akhirnya sang ibu, Quinn, membawa Kathleen ke dokter.
Dokter mengatakan bahwa anaknya mengalami efek seperti luka bakar akibat bahan kimia boraks yang terkandung di dalam mainan kenyal tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk mengawasi Si Kecil saat mereka bermain slime.
Mencuci tangan setelah berkontak langsung dengan bahan kimia yang ada di dalam slime meruakan tindakan yang baik.
Agar saat makan dengan tangan, kandungan dalam slime tersebut tidak masuk ke dalam tubuh Si Kecil.
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Kusmiyati |
KOMENTAR