Sosial ekonomi ini berhubungan dengan nutrisi, kalau nutrisi kurang, bayi umumnya akan kecil.
Jika ada rencana operasi sesar pun, dokter akan melihat umur kehamilan Moms, bila kurang 37 minggu, taksiran berat janin dari USG sekitar 2.200 gram, misalnya, maka bayi bisa berisiko hipotermia.
Tentunya, untuk mengetahui bayi tersebut hipotermia atau tidak, ketika lahir akan diukur suhu tubuhnya sesuai dengan parameter pengukuran menggunakan termometer yang diletakkan di ketiak.
BACA JUGA: Bikin Sedih! Bayi Lucu Dimasukkan Koper dan Dibuang, Kondisinya Begini
Mengenali hipotermia bisa dilakukan Moms dengan cara mencermati bayinya.
Pegang kaki dan tangannya, bila terasa dingin, bayi mungkin mengalami kedinginan, coba selimuti dia, gendong dan susui bayi.
Bila bayi juga tampak malas minum/berkurang minumnya, kurang aktif, wajah pucat, kebiruan, napasnya cepat atau berat, ukur suhu tubuhnya dengan termometer.
Jika memang hipotermia segera bawa bayi ke dokter.
BACA JUGA: Rajin Mengajak Ngobrol dan Bertamu, Kunci Si Kecil Tumbuh sebagai Anak Super.
Untuk mengurangi risiko hipotermia, Moms dianjurkan mengukur suhu setiap 3 jam sekali.
Moms juga dianjurkan sering menyusui bayi. Kalau bayi tidak atau belum bisa mengisap puting susu, usahakan berikan bayi ASI perah.
Hangatkan kamar bayi dengan lampu sekitar 15—40 watt taruh lampu sekitar 50 cm dari boks bayi dan pancarkan ke bayi.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
Source | : | Tabloid Nakita |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
KOMENTAR