Tabloid-Nakita.com - Di usia 9—12 bulan, sebagian besar anak sudah berada dalam fase perkembangan berdiri dan melangkah. Namun, untuk berjalan mandiri, umumnya baru dapat dilakukan pada usia 15—18 bulan.
Nah, pada masa ini, si buah hati membutuhkan sepatu yang “serius”. Artinya, bukan sekadar alas kaki, tetapi yang mampu melindungi dari benda-benda tajam, membantu membentuk struktur kaki yang benar dan normal, membantu proses belajar berjalan, sekaligus menjaga pertumbuhan dan mengarahkan rotasi tulang tungkai ke arah yang benar. Jadi, manfaat memakai sepatu untuk anak perlu diutamakan.
Karena fungsi sepatu ini begitu penting, Mama Papa diharapkan tidak memilih sepatu dari bentuk fisiknya semata. Hal ini biasanya terjadi pada orangtua dengan anak perempuan, karena kelengkapan untuk mereka biasanya tampil menarik dengan berbagai hiasan: pita, kancing, manik-manik, dan sebagainya. Beberapa sepatu yang tampak menggemaskan belum tentu nyaman dikenakan si kecil.
Ada baiknya si kecil diajarkan untuk dibiasakan memakai sepatu, bukan sandal, karena manfaat sepatu untuk anak sangat penting. Meskipun berfungsi sama sebagai alas kaki, sepatu —terutama yang tertutup— memberikan perlindungan lebih menyeluruh. Para ahli juga sepakat, sepatu tertutup berperan dalam membentuk kaki anak dengan baik. Bahkan, sebaiknya Mama Papa memilih sepatu yang bagian tumitnya cukup tinggi (setidaknya sama tinggi dengan tumit anak).
Untuk sepatu tertutup, sebaiknya memilih yang berujung bulat, bukan runcing dengan ruang di bagian depan ibu jari sekitar 1—1,5 cm. Mama Papa perlu memeriksa dengan baik agar jari-jemari anak tetap nyaman, tidak tertekan, tetapi sekaligus sepatu tidak mudah terlepas dari kakinya. Jika si batita merasa tak nyaman dengan sepatunya, jangan heran bila kemudian ia menolak memakai sepatu dalam kesempatan apa pun. Jadi, pengalaman pertamanya mengenakan sepatu amat menentukan.
Meskipun dianjurkan memakai sepatu yang tertutup, Mama Papa perlu yakin bahwa si kecil nyaman dengan sepatu itu. Untuk itu, Weni Endahing Warni, MPsi, menyarankan Mama Papa agar memerhatikan perilaku si batita ketika mencoba sepatu. Apakah ia terlihat nyaman dengan sepatunya?
Mintalah ia berjalan dan berjongkok dengan menggunakan sepatu sambil Mama Papa memeriksa kondisi kakinya. Jika anak menunjukkan ketertarikan pada sepatu tertentu, Mama Papa perlu memberi kesempatan kepada anak untuk memilih. Jadi, hindari memaksa anak untuk mengikuti pilihan Mama Papa, meskipun Mama Papa tetap perlu mengarahkan dan memberi pertimbangan tentang sepatu yang dipilih. Hal ini akan membantu melatih anak menentukan pilihan dan membuat keputusan sederhana.
Narasumber: Weni Endahing Warni, MPsi, Fakultas Psikologi Universitas Hang Tuah, Surabaya
(Amanda Setiorini)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
KOMENTAR