Bentuknya Mirip 'Jerawat' Namun Lebih Berbahaya, Kenali Penyakit Kulit Moluskum Kontagiosum pada Anak Sejak Dini
Nakita.id - Apakah Moms pernah mendengar soal penyakit Moloskum Kontagiosum (MK) selama ini?
Jika belum pernah, itu adalah hal yang wajar, sebab penyakit kulit yang satu ini memang jarang sekali dibicarakan.
Biasanya, MK sendiri disebut-sebut sebagai 'jerawat genital' yang sulit sekali untuk dideteksi penderitanya.
Baca Juga: Bintik Merah di Kepala Bayi Bisa Jadi Awal Mula Penyakit Kulit Ini, Simak Gejala dan Cara Merawatnya
Sebab bentuk benjolannya sendiri disebut-sebut mirip dengan jerawat dan hampir tak pernah ada rasa sakit.
Bahkan para penderitanya pun sulit sekali mendeteksinya sebab tidak ada gejala gatal, demam, atau apa pun.
Penyakit kulit yang satu ini juga dinyatakan akan mengganggu kenyamanan pasiennya dalam jangka waktu panjang.
”Hingga saat ini belum terdapat data epidemiologi yang akurat untuk penyakit Moluskum Kontagiosum.
Ada penelitian yang menyatakan insiden MK sebesar 1200-1400 kasus per 100,000 penduduk per tahun di seluruh dunia." ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV, CEO Klinik Pramudia dalam webinar bertajuk "Moluskum Kontagiosum, jerawat genital yang mengganggu" pada Rabu (4/11/2020).
Sehingga Moms dan keluarga pun bisa langsung konsultasi ke dokter penyakit kulit dan kelamin jika muncul benjolan seperti jerawat yang muncul di area genital pada orang dewasa, atau di sekitar punggung, kaki, tangan, dan dada pada Si Kecil.
"Pada anak, MK sering ditemukan di dada, punggung, kaki, tangan, daerah lipatan dan wajah. Sedangkan pada dewasa ditemukan pada genital dan area sekitarnya.” ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV.
"Penyakit kulit yang satu ini disebabkan oleh poxvirus ya. Benjolannya itu mirip jerawat tapi ada titik kecil di tengah benjolannya." tambahnya.
Virus yang satu ini pun sangat menular dan dapat ditularkan melalui kontak kulit ke kulit, berbagi pakaian, atau hanya dengan menyentuh benda yang disentuh oleh orang yang terinfeksi.
Baca Juga: Pentingnya Mengetahui Penyakit Kulit Moluskum yang Rentan Menyerang Si Kecil dan Cara Mengobatinya
“Penularan MK terjadi karena kontak langsung pada kulit yang erat dan berulang (seksual maupun non-seksual) serta autoinokulasi pada garukan.
Pencegahan terbaik adalah menghindari sumber penularan melalui deteksi dini penderita MK, baik pada anak maupun dewasa.” tegasnya kembali.
MK pada anak sendiri masuk dalam kategori infeksi virus yang menyerang kulit, sedangkan pada orang dewasa disebut Infeksi Menular Seksual (IMS).
Baca Juga: Bayi Baru Lahir Besar Lebih Berpotensi Alami Alergi, Kenali Hal ini Yuk Moms
Bagaimana cara mendeteksinya pada Si Kecil?
"Biasanya kalau anak di bawah 2 tahun kan masih dimandiin ya sama orangtuanya, mungkin sudah bisa dilihat apakah ada benjolan yang awalnya muncul hanya 1 atau 2 dan menjadi banyak pada tubuh anaknya." ujar dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV.
"Biasanya ada didekat ketiak, punggung, atau pun pada lengan anak-anak juga masih memungkinkan." tambahnya.
Jika memang sudah ada bibit-bibit maka harus segera di bawa ke dokter spesialis kulit dan kelamin untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebab MK sendiri merupakan penyakit yang bisa diobati, sehingga butuh kesadaran masyarakat untuk mau memerhatikan dan memeriksakan penyakit ini.
Karena jika diobati dengan benar dan tidak terjadi kontak ulang terhadap sumber penularan, jarang terjadi kekambuhan pada MK.
Baca Juga: Dengan Sederhana, Berikut 5 Cara Efektif Menghilangkan Kulit Kaki yang Kapalan
Pengobatan MK pun dinyatakan hampir sama dengan orang dewasa, bisa dengan teknologi laser atau mencongkel seperti jerawat.
Namun pelaksanaannya bisa lebih susah pada anak sebab mereka cenderung tidak mau diam dan rewel ketika merasa sakit.
Maka dari itu sebelum semua itu terjadi, ada baiknya kita melakukan deteksi dini dan jangan takut untuk menerima kenyataan yang diberikan oleh dokter agar pengobatan bisa dilakukan.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Anak Usia Sekolah Sering Terkena Panu Pada Kulitnya
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
Penulis | : | Rachel Anastasia Agustina |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR