Melansir dari Kompas.com, penelitian tersebut menyatakan bahwa air dingin ternyata sama efektifnya dengan air panas dalam hal membasmi bakteri berbahaya.
Hasil studi yang dilakukan profesor terkemuka dan spesialis ekstensi dalam ilmu pangan, Donald Schaffner, dan kawan-kawannya tersebut telah dipublikasikan dalam Journal of Food Protection pada 2017.
Dalam penelitian ini, 21 relawan ditutup dengan bakteri yang tidak berbahaya beberapa kali selama periode 6 bulan.
Kemudian, para sukarelawan diinstruksikan untuk mencuci tangan pada suhu air yang bervariasi — 60 °, 79 ° atau 100 °.
Baca Juga: Sudah Terbukti Keampuhan Masker untuk Menghalau Covid-19, Begini Kata Ahli
Mereka juga diminta untuk menggunakan 0,5 ml, 1 ml atau 2 ml volume sabun.
"Orang perlu merasa nyaman ketika mereka mencuci tangan tetapi sejauh efektivitasnya, studi ini menunjukkan kepada kita bahwa (perbedaan) suhu air yang digunakan tidak masalah," kata Donald Schaffner, dilansir dari FoodSafety Magazine.
"Studi ini mungkin memiliki implikasi signifikan terhadap energi air, karena menggunakan air dingin menghemat lebih banyak energi daripada air hangat atau panas," sambungnya.
Studi ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara mencuci tangan dengan air dingin atau panas, juga tidak masalah berapa banyak sabun yang digunakan.
#NakitaCovid-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cuci Tangan Pakai Air Dingin atau Air Hangat, Mana yang Lebih Baik?".
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR