Ashkan Farhadi, MD, seorang ahli gastroenterologi di MemorialCare Orange Coast Medical Center dan direktur Proyek Penyakit Pencernaan MemorialCare Medical Group di Fountain Valley, California, mengatakan seperti fisura anus (luka robek di anus), darah biasanya berwarna merah cerah.
Karena wasir terbentuk di atau dekat anus Anda, maka darah tidak memiliki waktu untuk menggumpal dan berubah warna menjadi gelap sebelum keluar.
Jika memang Anda mengidap wasir, maka hal pertama ketika Anda melihat darah pada feses, berusia 45 tahun ke atas, memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal, maka Anda harus segera menemui dokter untuk menyingkirkan berbagai penyebab lain, sebelum memutuskan bahwa Anda pasti menderita wasir.
Namun, jika itu benar-benar karena wasir, biasanya darah akan hilang dengan sendirinya. Tapi, menurut Dr. Farhadi, wasir juga bisa menyebabkan pendarahan terus-menerus.
Jika wasir memang masalah Anda, perbanyak makan makanan berserat tinggi untuk melunakkan feses Anda, sehingga buang air besar tidak memerlukan usaha yang sangat besar.
Pastikan juga untuk minum cukup air, karena itu akan merendam serat dan membantu membuat feses lebih lembut dan lebih mudah dikeluarkan.
2. Fisura Anus
Anus dilapisi dengan jaringan tipis dan lembap yang dikenal sebagai mukosa, dan jika terjadi robekan kecil di mukosa tersebut, maka itu disebut fisura anus.
Hal tersebut biasanya terjadi saat feses sangat keras dan besar.
Tentu akan menyebabkan rasa sakit dan pendarahan. Darah yang diinduksi fisura anus kemungkinan besar akan berwarna merah cerah, saat terlihat di toilet.
Penyebab lain fisura anus termasuk sembelit, diare kronis, anal seks, dan bahkan setelah melahirkan.
Christine Lee, M.D., seorang ahli gastroenterologi di Klinik Cleveland, mengatakan, kondisi ini akan membaik degan sendirinya.
Meski demikian, Anda dapat berkonsultasi kepada dokter dan minta diresepskan krim yang mengandung anestesi untuk menghilangkan rasa sakit untuk sementara waktu.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR