Pria Ini Mengeluh Sakit Gigi Setelah Dinyatakan Positif Covid-19, Ahli Ungkap Kebenarannya: 'Masih Terlalu Dini...'
Nakita.id - Selama ini kita hanya tahu bahwa Covid-19 ini menyerang pernafasan, khususnya paru-paru.
Atau yang lebih agak parahnya lagi, Covid-19 dikaitkan dengan ciri-ciri demam tinggi, sulit bernafas, rambut rontok, penggumpalan darah dan ruam.
Memang, semakin hari kadang banyak ciri-ciri yang beredar jika Moms terpapar Covid-19.
Terbaru, seorang pasien yang penah tertular Covid-19 merasakan dampak buruk pada kesehatan mulut, benarkah?
Setelah didiagnosis dan pulih dari Covid-19, banyak penyintas mengaku bahwa gigi atau gusi mereka melemah. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa gigi mereka berubah warna, patah, atau tanggal.
Namun ahli mengingatkan, masih terlalu dini untuk mengonfirmasi hubungan yang jelas antara virus corona dan kesehatan mulut. Dokter membutuhkan lebih banyak data untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Kendati belum ada yang pasti, sejauh ini ada dua teori tentang hubungan Covid-19 dan kesehatan gigi-mulut.
Seperti dilansir Huffington Post, Senin (16/11/2020), beberapa ahli kesehatan menduga bahwa virus corona dapat langsung menginfeksi pembuluh darah dan mengganggu aliran darah ke gusi, gigi, dan lidah kita.
Hal ini menyebabkan rasa sakit dan kerusakan di area gigi dan mulut.
Kembali pada bulan Februari, putra Diana Berrent (kluster pertama terinfeksi Covid-19 di AS) yang berusia 12 tahun, Spencer, terinfeksi Covid-19.
Sinusnya tersumbat, dan dia mengalami sakit kepala bersamaan dengan kelelahan yang berkepanjangan.
Spencer akhirnya sembuh dari penyakit itu. Awal bulan November ini, gigi bawah mulai goyang, dan akhirnya ada yang tanggal.
Namun anehnya, saat gigi Spencer tanggal tidak ada darah yang keluar sama sekali.
Pencarian cepat di Survivor Corps - sebuah kelompok yang didirikan oleh Berrent yang didedikasikan untuk pasien Covid-19 - menarik ratusan kisah dari penyintas Covid-19 yang pernah mengalami masalah serupa.
Banyak yang melaporkan tentang gigi yang berubah warna jadi abu-abu, gigi goyang, dan gusi yang nyeri dan sensitif.
Baca Juga: Amankah Berenang di Kolam Renang Umum saat Pandemi Covid-19? Begini Penjelasannya Menurut Ahli
Seringkali, penyintas Covid-19 tidak memiliki masalah mulut lain dan tampak sehat. Lebih dari 116.000 orang telah bergabung dengan komunitas Survivor Corps.
Banyak anggotanya berbagi gejala saat mereka bermanifestasi, yang berarti kelompok tersebut telah dapat mengidentifikasi beberapa gejala terkait virus corona yang lebih aneh, seperti lesi jari kaki karena Covid-19, rambut rontok, dan sekarang gigi berlubang.
"Kami melihat banyak hal secara real time," Berrent mengatakan kepada HuffPost.
Dia mencatat, banyak penyuntas Covid-19 memiliki masalah gigi dalam beberapa minggu terakhir.
Ada kemungkinan bahwa gejala terkait gigi ini kurang dikenali dan dikaitkan dengan penyebab lain, sama seperti nyeri sendi dan rambut rontok beberapa bulan lalu.
Teori Covid-19 dan masalah gigi-mulut
Jadi apa penjelasannya? Para ahli memiliki beberapa teori:
1. Efek samping pada gigi dan mulut mungkin karena masalah aliran darah
William Li, seorang ahli biologi vaskular dan direktur medis Angiogenesis Foundation, menduga bahwa kerusakan gigi pada pasien Covid-19 disebabkan oleh masalah aliran darah.
Virus corona sudah diketahui menginfeksi dan menyerang pembuluh darah, yang bisa menyebabkan pembekuan dan aliran darah tersumbat.
Jika darah tidak dapat mencapai organ, kerusakan dapat terjadi. Itulah sebabnya para dokter telah melihat segala macam komplikasi terkait virus corona di dalam jantung, paru-paru, usus, otak, dan ginjal. Ternyata hal yang sama mungkin terjadi pada rongga mulut.
"Rahang (mulut) kaya akan pembuluh darah," kata Li kepada HuffPost.
Baca Juga: Lindungi Diri dan Keluarga dari Paparan Covid-19, Ketahui Kapan Moms Harus Cuci Tangan!
"Kita punya banyak gigi, gusi sensitif, ada lidah dan indra perasa yang perlu dirawat," lanjutnya.
Li berkata, gusi sangat vaskularisasi dan di dalam gigi ada pulpa gigi atau bagian gigi yang "hidup dan bernapas" yang dikemas dengan pembuluh darah bersama dengan saraf.
Kerusakan pembuluh darah yang mendasari yang ditimbulkan oleh Covid-19 pada tubuh dapat bertahan bahkan setelah penyakitnya hilang, dan seiring waktu dapat menyebabkan flare-up pada gigi.
"Dalam kasus Spencer, fakta bahwa tidak ada darah saat gigi tanggal menunjukkan aliran darah terhambat, yang mungkin menyebabkan kerusakan gigi," kata Li.
Baca Juga: Ingin Olahraga di Luar Ruangan Selama Pandemi Covid-19? Masih Bisa Asal Perhatikan 3 Hal Ini
2. Mulut bisa menampung virus
Hal yang juga menarik adalah ketika virus corona menginfeksi tubuh, ia menempel ke bagian sel kita yang disebut reseptor ACE2.
Reseptor ini kaya di area tertentu di tubuh, termasuk paru-paru (karena itu kerusakan pernapasan yang ditimbulkan oleh COVID-19) dan mulut.
"Fakta bahwa mulut memiliki reseptor ACE2 berarti ada jalur biologis teoretis yang dengannya virus dapat memiliki efek langsung (pada mulut)," kata Eric Cioe-Pena, direktur kesehatan global di Northwell Health di New York.
Faktanya, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa karena tingginya prevalensi reseptor ACE2 di mulut, rongga mulut bisa menjadi lingkungan yang bagus bagi virus corona untuk tinggal dan bereplikasi.
Baca Juga: Rajin Kumur Dinilai Bisa Cegah Penularan Covid-19, Benarkah?
Virus lain juga secara langsung menginfeksi rongga mulut. Cioe-Pena mencontohkan seperti virus Coxsackievirus yang menginfeksi di belakang tangan, penyakit kaki, dan mulut, serta virus herpes.
Ada juga HIV yang bisa menyebabkan sakit mulut, pengeroposan tulang di sekitar gigi dan kerusakan gigi karena imunodefisiensi.
Selain itu, banyak virus lain yang dapat memengaruhi sistem kekebalan sedemikian rupa sehingga bakteri dapat menumpuk di mulut dan menyebabkan sejumlah masalah lainnya.
"Ada hubungan yang erat antara gigi dan seluruh tubuh kita," kata Cioe-Pena.
Perlu banyak data untuk mengungkap hubungan Covid-19 dan gigi
Sangat penting untuk menyadari bahwa lebih banyak penelitian perlu dilakukan sebelum para ahli dapat membuat kesimpulan yang kuat tentang bagaimana, mengapa, dan apakah Covid-19 dapat merusak gigi seseorang.
"Kami belum memiliki cukup data untuk mengetahui apakah ini murni hubungan temporal atau penyebab. Jawaban singkatnya adalah, masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan," kata Cioe-Pena.
Dokter baru saja mulai mengumpulkan petunjuk untuk mengungkap tingkat keparahan Covid-19 sepenuhnya.
Ini masih penyakit baru, dan peneliti di seluruh dunia belum memahami semua efeknya.
"Covid-19 seperti teka-teki ribuan keping," kata Li.
"Anda dapat mulai melihat beberapa bagian besar disatukan, tetapi ada begitu banyak potongan di sudut yang berbeda. Masalah gigi ini semacam area baru dari teka-teki tersebut," pungkasnya.
#NakitaCovid-19
(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Covid-19 Merusak Gigi dan Mulut? Ada 2 Teori Sejauh Ini")
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR