Tak Cukup Hanya dengan Menerapkan Perilaku 3M, Kolaborasi Pentahelix juga Penting Dilakukan untuk Memberantas Covid-19 di Indonesia
Nakita.id – Kolaborasi pentahelix berperan penting untuk menangani pandemi Covid-19.
Tak terasa sudah delapan bulan lebih pandemi Covid-19 melanda Indonesia.
Selama itu pula, pemerintah pun tak ada bosannya untuk mengimbau masyarakat menerapkan perilaku 3M.
Yakni, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak dan menjauhi kerumunan.
Namun, di samping perilaku 3M, ada satu hal yang tak kalah penting untuk dilakukan, yaitu kolaborasi pentahelix.
Kolaborasi pentahelix merupakan kerjasama berlandaskan gotong royong yang melibatkan lima pihak, yakni pemerintah, akademisi atau pakar, pelaku bisnis, media, dan komunitas atau masyarakat.
“Kita kenal satu konsep dan satu praktik yang sudah menjadi urat nadi kita sebagai suatu bangsa, yaitu namanya gotong royong.
Jadi, sebenarnya pentahelix ini bukanlah suatu hal yang baru. Kita sudah mengenal dan mempraktikkan istilah ini sejak lama. Bahkan, kalau kita bicara dasar negara, Pancasila itu kental sekali dengan nilai-nilai gotong royong,” ujar Dicky Pelupessy, Ph. D dalam webinar BIBIR Covid (Bincang-bincang Seputar Covid-19): ‘Reinforcing The Pentathelix Collaboration’, Senin (23/11/2020).
Menurut Dicky, salah satu pihak yang sangat penting dalam kolaborasi ini adalah masyarakat.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Covid-19, Seseorang yang Terinfeksi Virus Corona Bisa Dapatkan Efek Seperti Ini
Pasalnya, masyarakat lah yang menjadi perekat keempat pihak lainnya, sehingga nantinya semua bisa bertahan dan kuat dalam menghadapi pandemi.
“Dalam kondisi pentahelix ini, masyarakat bisa dibilang menjadi satu perekat yang membuat kita bertahan, kuat, dan selamat menghadapi pandemi.
Menurut saya, kuncinya adalah memang bagaimana segala sesuatu, entah dari sisi pemerintah, bisnis, media, universitas, semuanya harus masuk ke masyarakat dan masyarakat harus menerima.
Jadi, penting untuk memberdayakan masyarakat, membuat masyarakat paham dan bukan hanya sekadar menerima informasi, tapi juga bisa menangkap segala sesuatu dengan kritis,” jelas Dicky.
Adapun pihak yang berpengaruh besar dalam pemahaman masyarakat tentang pandemi ini adalah media.
Kini, media tidak hanya berperan menjadi penyambung lidah, namun juga pihak yang diandalkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan informasinya.
Maka dari itu, menurut Gazali Solahuddin selaku jurnalis GridHEALTH.id, para wartawan sebaiknya menulis informasi yang tidak hanya bermutu, kredibel, namun juga baik untuk bangsa.
“Menurut saya sebagai jurnalis di media, untuk bisa menyatukan dua fokus tersebut menjadi gotong royong yang satu, pertama kita harus bekerjasama pentahelix ini," ucap Gazali Solahuddin.
"Berikutnya, wartawan pun ketika menulis harus memakai hati, jangan hanya mementingkan real time nya saja,” ujar Gazali.
“Dan, supaya tidak menakut-nakuti masyarakat, untuk jurnalis sebaiknya menulis untuk kebaikan bangsa. Kita harus merujuk dari sumber yang benar,” sambungnya.
Tak hanya itu, Gazali pun mengatakan keterlibatan semua pihak juga diperlukan untuk hanya membagikan berita-berita yang bermutu di media sosial masing-masing.
“Terakhir, semua pihak perlu menjaga jempol dan telunjuknya dengan membagi berita-berita yang bermutu dan kredibel di media sosial masing-masing. Karena ini sangat berbahaya,” pungkasnya.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Nakita_ID |
KOMENTAR