Nakita.id - Selama ini yang kita tahu untuk mengetahui seseorang terpapar Covid-19 atau tidak hanya dengan tes swab.
Ya, tes swab memang tes yang paling dipercaya hasilnya apakah seseorang tertular Covid-19 atau tidak.
Seorang perawat dengan APD lengkap akan memasukkan alat semacam cotton buds dari hidung sampai masuk ke tenggorokan.
Untuk hasilnya, tes swab juga membutuhkan waktu yang lama.
Seperti dilansir dari Healthline, Alana Weinstein yang sempat mencurigai anaknya terpapar Covid-19 langsung membawa anaknya untuk tes swab.
Alana menghabiskan waktu hampir seminggu lebih atau lebih tepatnya 8 hari untuk mengetahui hasilnya.
"Kami menunggu dan menunggu," kata Weinstein.
Setelah 8 hari, Alana mengetahui bahwa anaknya negatif Covid-19.
Meski akhirnya lega, tapi Alana sempat khawatir saat menunggu hasil 8 hari.
"Itu menakutkan dan membuat frustrasi," katanya.
Baca Juga: Covid-19 Buat Stres hingga Kecemasan, Segera Redakan dengan Minum 4 Teh Herbal Ini
Karena memang tes swab dengan cara mengambil cairan hidung ini membutuhkan waktu kurang lebih seminggu untuk membaca hasilnya, Yale mengembangkan yang lebih efektif dan tak membutuhkan waktu lama dalam membaca hasilnya.
Metode pengujian yang diproduksi oleh Yale yang disebut SalivaDirect diterima otorisasi penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA), yang berarti laboratorium dapat segera mulai menggunakannya.
Tes tersebut mengharuskan seseorang untuk meludah ke dalam tabung atau cangkir, dan kemudian, dalam beberapa menit, air liurnya diuji untuk Covid-19.
Pembuat tes mengatakan mereka dapat menggunakan berbagai produk untuk mencapai hasil, yang berarti lebih sedikit dampaknya pada rantai pasokan.
Mereka juga mencatat tes ini menggunakan ludah dan bukan penyeka dan dapat dilakukan oleh orang-orang yang tidak terlatih secara medis.
Mereka menambahkannya juga bisa memberikan hasil dalam beberapa jam dan relatif terjangkau.
Meski ini adalah terobosan baru dan sangat efisien, para pakar harus melakukan berbagai pengujian lagi.
"Memiliki tes yang lebih tersedia, lebih mudah daripada swab, lebih cepat, dan dengan biaya yang masuk akal, itu akan luar biasa, tidak hanya untuk mendiagnosis pasien, tetapi juga untuk hal-hal seperti pelacakan kontak, " Dr. William Schaffner, seorang spesialis penyakit menular di Sekolah Kedokteran Universitas Vanderbilt di Tennessee.
Meski Schaffner sangat optimis dengan penemuan ini, ia masih mengkhawatirkan banyak hal.
"Masih ada kekhawatiran. Mari kita dapatkan lebih banyak data," ujarnya.
Untuk membuktikan bahwa tes air liur ini lebih akurat hasilnya, para pakar bahkan mengujikan hal ini pada pemain NBA di Orlando.
Jordan S. Savitsky mengawasi program pengujian Covid-19 untuk bisnis sebagai CEO dari ATC Alert Health.
"Kami bekerja dengan banyak perusahaan yang perlu menguji karyawan mereka secara terus menerus setiap minggu," kata Savitsky.
"Tes yang paling tersedia saat ini adalah usap nasofaring, yang sangat tidak nyaman, terutama bila Anda dites setiap beberapa hari. Jika tes air liur sudah tersedia, tidak diragukan lagi bahwa lebih banyak orang akan dites, yang secara signifikan akan memperlambat penyebaran virus," lanjutnya.
Savitsky mengatakan masalah rantai pasokan signifikan saat ini untuk uji usap hidung, dengan penyeka sendiri kekurangan pasokan.
Karena SalivaDirect dapat menggunakan berbagai reagen dan tidak perlu berada dalam tabung khusus, masalah rantai pasokan harus dikurangi.
"Tes berbasis air liur tidak memerlukan komponen ini, dan oleh karena itu Anda dapat menguji lebih banyak orang," kata Savitsky.
Dan karena orang sendiri dapat melakukan tes air liur, perawat tidak diperlukan, sehingga memangkas biaya pengujian secara eksponensial.
"Mereka bahkan bisa dilakukan dari rumah, meminimalkan risiko paparan saat akan diuji," tambah Savitsky.
#NakitaCovid-19
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR