Karena memang tes swab dengan cara mengambil cairan hidung ini membutuhkan waktu kurang lebih seminggu untuk membaca hasilnya, Yale mengembangkan yang lebih efektif dan tak membutuhkan waktu lama dalam membaca hasilnya.
Metode pengujian yang diproduksi oleh Yale yang disebut SalivaDirect diterima otorisasi penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA), yang berarti laboratorium dapat segera mulai menggunakannya.
Tes tersebut mengharuskan seseorang untuk meludah ke dalam tabung atau cangkir, dan kemudian, dalam beberapa menit, air liurnya diuji untuk Covid-19.
Pembuat tes mengatakan mereka dapat menggunakan berbagai produk untuk mencapai hasil, yang berarti lebih sedikit dampaknya pada rantai pasokan.
Mereka juga mencatat tes ini menggunakan ludah dan bukan penyeka dan dapat dilakukan oleh orang-orang yang tidak terlatih secara medis.
Mereka menambahkannya juga bisa memberikan hasil dalam beberapa jam dan relatif terjangkau.
Meski ini adalah terobosan baru dan sangat efisien, para pakar harus melakukan berbagai pengujian lagi.
"Memiliki tes yang lebih tersedia, lebih mudah daripada swab, lebih cepat, dan dengan biaya yang masuk akal, itu akan luar biasa, tidak hanya untuk mendiagnosis pasien, tetapi juga untuk hal-hal seperti pelacakan kontak, " Dr. William Schaffner, seorang spesialis penyakit menular di Sekolah Kedokteran Universitas Vanderbilt di Tennessee.
Meski Schaffner sangat optimis dengan penemuan ini, ia masih mengkhawatirkan banyak hal.
"Masih ada kekhawatiran. Mari kita dapatkan lebih banyak data," ujarnya.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR