Nakita.id – Sejak pandemi Covid-19 melanda, program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) diterapkan di setiap instansi pendidikan, mulai dari TK hingga tingkat universitas.
Hal ini guna mengoptimalkan social distancing dan mencegah kontak fisik yang berisiko menularkan virus corona.
Namun, kini beredar pernyataan mengenai sekolah tatap muka yang akan diterapkan kembali pada semester baru di tahun 2021 nanti.
Sangatlah wajar apabila Moms sedikit merasa khawatir, mengingat kurva kasus positif Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat.
Faktanya, pemerintah memang telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021.
Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan bahwa keputusan untuk membuka sekolah tatap muka harus tetap mendapatkan keputusan bersama dari pemerintah daerah, kepala sekolah dan Komite Sekolah.
Tidak hanya itu, orangtua juga bisa ikut andil dalam mengambil keputusan apakah anak mereka akan mengikuti kegiatan sekolah tatap muka atau tidak.
Nadien menyampaikan pesannya dalam agenda Keterangan Pers Perkembangan Pemulihan Ekonomi Nasional di Kantor Presiden, Rabu (25/11/2020) seperti dikutip dari laman Covid19.go.id.
"Komite Sekolah adalah perwakilan orangtua dalam sekolah. Jadinya kuncinya, ada di orang tua. Dimana kalau komite sekolah tidak membolehkan sekolah buka, sekolah itu tidak diperkenankan untuk buka," ujarnya.
Jadi, apabila orangtua merasa tidak aman bagi anak mereka untuk mengikuti sekolah tatap muka, PJJ masih bisa dilakukan.
Sistem pembelajaran di kelas yang berbeda
Nah, yang perlu Moms tahu, saat sekolah kembali di buka nanti, suasana kelasnya akan sedikit berbeda dari sebelumnya.
Kapasitas maksimal dalam satu kelas hanya 50 persen. Pihak sekolah juga akan melakukan penjadwalan ulang untuk kegiatan belajar mengajar.
"Sekolah harus melakukan dua shift minimal, agar bisa mematuhi aturan itu. Masker wajib dikenakan, tidak ada aktivitas selain sekolah, tidak ada kantin lagi, tidak ada ekskul (ekstrakurikuler) lagi, tidak ada olahraga lagi. Tidak ada aktivitas yang diluar lagi, siswa masuk kelas dan setelahnya langsung pulang," kata Nadiem.
Meski begitu, sekolah tatap muka selama pandemi bukanlah hal baru. Sebelumnya, sistem ini sudah diterapkan di beberapa zona hijau (tidak terdampak dan tidak ada kasus baru) dan zona kuning (risiko rendah).
Namun, Nadien menjelaskan, untuk zona hijau saja baru sekitar 75 persen sekolah yang melakukan sekolah tatap muka. Sementara, zona kuning hanya sekitar 20 sampai 25 persen.
Nadien mengakui, persiapan untuk membuka sekolah tatap muka memang membutuhkan waktu. Perlu disiapkan sarana sanitasi dan kebersihan seperti toilet bersih dan layak, sarana cuci tangan pakai sabun pakai air mengalir atau hand sanitizer dan disinfektan.
Selain itu, sekolah juga harus mampu memberi fasilitas pelayanan kesehatan, kesiapan menerapkan wajib masker, dan memilki alat pengukur suhu badan atau thermogun.
Oleh karenanya, saat sekolah sudah mampu memberikan semua kesiapan itu, Moms baru bisa mempertimbangkan lagi untuk membiarkan anak berangkat ke sekolah seperti dahulu.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR